Tolak Penyadapan Pinus Ciremai, BEM Uniku Ngaku Pernah Diintimidasi dan Diteror
Mahasiswa, penggiat lingkungan dan akademisi menghadiri diskusi terbuka bertajuk "Ciremai Sedang Tidak Baik-baik Saja" di Gedung Student Center Uniku, Senin 13 Maret 2023. (Muhammad Taufik) --
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kuningan (Uniku) sempat mendapat ancaman dan intimidasi dari orang tak dikenal.
Teror ini diterima atas sikap tegas menolak aktivitas penyadapan getah pinus di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Hal tersebut disampaikan Ketua BEM Uniku demisioner periode 2022 Furqon Yohana Alfiansyah saat acara diskusi terbuka bertajuk "Ciremai Sedang Tidak Baik-baik Saja" di Gedung Student Center Uniku, Senin 13 Maret 2023.
BACA JUGA:Emak Emak Mulai Pusing, Jelang Puasa Harga Cabai dan Telur Naik Lagi
Furqon menceritakan, pihaknya menerima intimidasi dan ancaman tersebut sesaat setelah melayangkan surat kepada Komisi IV DPR RI dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Tak lama setelah melayangkan surat tersebut, lanjut Furqon, pihaknya mendapat chat bernada intimidasi dan intevensi dari orang tak dikenal. Furqon mengaku masih menyimpan chat tersebut di handphonenya sebagai barang bukti.
"Ancamannya mengarah ke personal. Kata-katanya berbunyi "Kenapa kamu mengirim surat. Jangan coba usik kepentingan saya. Saya tahu rumah anda dimana. Jangan main-main dengan saya!,". Kalau mau lihat chat-nya saya masih simpan," ujarnya.
Furqon menambahkan, kala itu isu penyadapan getah pinus Ciremai masih dalam tahap rencana dan tengah gencar disosialisasikan oleh sejumlah pihak dan perusahaan.
"Karena jika Ciremai rusak, maka yang terdampak tidak hanya masyarakat Kuningan dan Majalengka saja melainkan juga wilayah Cirebon, Indramayu, Brebes dan lainnya. Atas pertimbangan tersebut, BEM Uniku dengan tegas mengambil sikap menolak rencana kegiatan penyadapan getah pinus di Ciremai," sebut Furqon.
Acara diskusi terbuka tersebut menghadirkan sejumlah aktivis lingkungan dan akademisi. Para peserta sebagian besar mahasiswa pecinta alam (PA) dari berbagai fakultas di Uniku.
Padahal untuk bisa menggarap potensi di zona tradisional harus melalui tahapan prosedur yang panjang. Tidak bisa sekarang mengajukan proposal kemudian bisa langsung melakukan penyadapan.
Sementara dari akademisi hadir Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Uniku, Toto Supartono. Toto memaparkan tentang potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas penyadapan getah pinus.
"Seperti diketahui, keberadaan Gunung Ciremai tidak bisa dipisahkan dengan daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk dan Cisanggarung. Ketika kawasan Ciremai rusak maka yang akan terdampak tidak hanya masyarakat yang ada di hulu sekitar kawasan Ciremai, namun juga di hilir," jelas dia.
Dari kegiatan diskusi ini diharapkan bisa memberikan pemahaman serta penyebarluasan informasi tentang kegiatan penyadapan pinus di kawasan TNGC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: