Balada Babi Hutan Gunung Ciremai, Dibutuhkan Macan Tutul, Diburu dan Jadi Hama Pertanian

Balada Babi Hutan Gunung Ciremai, Dibutuhkan Macan Tutul, Diburu dan Jadi Hama Pertanian

Babi hutan Gunung Ciremai merupakan mangsa alami dari Macan Tutul Jawa.-BTNGC-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Nasib babi hutan di Gunung Ciremai ini sungguh delematis. Keberadaannya sangat dibutuhkan oleh macan tutul. Namun oleh warga sekitar, binatang ini dianggap sebagai hama.

Belum lama ini, misalnya, sebanyak 4 ekor babi hutan merusak permukiman warga di kawasan kaki Gunung Ciremai. Tepatnya di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Ketika itu, Kepala Desa atau Kuwu Linggasana, Henny Rosdiana berharap agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat mencarikan jalan keluar agar hewan liar tersebut tidak masuk ke permukiman warga.

Jika babi hutan saja sudah masuk perkampungan, kemungkinan ada pertanda kurang baik di kawasan TNGC. Setidaknya, ada masalah sumber pangan di kawasan ini.

BACA JUGA:Rekomendasi Makanan Penggemuk Kucing Terbaik dan Berkualitas

Padahal keberadaan babi hutan di Gunung Ciremai sangat dibutuhkan. Di antaranya sebagai sumber makanan bagi macan tutul jawa.

Sebab, jika babi hutan sudah langka di kawasan ini, macan tutul akan turun ke perkampungan. Penghuni Gunung Ciremai ini akan memangsa kambing, ayam dan binatang piaraaan lainnya.

Bahkan jika sampai macan tutul masuk perkampungan, juga mengancam nyawa manusia. Hewan ini tak segan-segan memangsa manusia.

Memang jika mendengar nama babi hutan atau Sus Scrofa, langsung tertuju pada mulut moncong, taring tajam, suka menyeruduk, tapi lehernya tak bisa menoleh serta hobinya berkubang.

BACA JUGA:Kodok Merah Gunung Ciremai, Satwa Langka Ini sebagai Penanda Perubahan Lingkungan Sekitar

Babi hutan sering dianggap hama oleh sebagian masyarakat. Terutama pemilik lahan yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Beberapa tahun lalu, misalnya. Ada laporan masyarakat yang menyatakan bahwa tanamannya habis dimakan babi hutan Gunung Ciremai.

“Gerombolan babi hutan turun gunung pada sore hingga malam. Mereka tampaknya mencari makanan. Lalu mengacak-acak tanaman di ladang kami,” ungkap seorang warga desa Setianegara, Kuningan.

Berdasarkan  laporan tersebut, Balai TNGC berupaya meminimalisir insiden itu. Caranya dengan memasang pagar kawat di beberapa titik rawan konflik satwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: