Tanda Populasi Kucing Liar Sudah Terlalu Banyak di Lingkungan Rumah, Semakin Tak Terkendali, Waspada Penyakit

RADARKUNINGAN.COM - Bila menemukan tanda ini, dapat disimpulkan populasi kucing liar atau kucing kampung di lingkungan rumah atau perumahan tempat Anda tinggal sudah terlalu banyak dan tidak terkendali.

Kucing liar atau kucing kampung alias felix silvestris merupakan hewan peliharaan yang hidup di sekitar lingkungan rumah manusia.

Meski hidup liar, tetapi kucing kampung juga bisa berdampingan dengan manusia dan secara mandiri mencari makan baik bekas makanan manusia atau dari alam.

Secara naluri, kucing liar memang dibekali kemampuan berburu. Sehingga mereka tidak memerlukan makanan kucing ketika hidup di alam bebas.

BACA JUGA:Perbedaan Nutrisi Antara Makanan Kucing Kering dan Basah, Pemilik Anabul Harus Paham

Namun, kehadiran kucing juga dirasa mengganggu ketika jumlah atau populasi mereka dirasa terlalu banyak. Bahkan sudah mulai menginvasi kehidupan manusia.

Biasanya kucing hadir di sebuah lingkungan perumahan dalam jumlah tidak terlalu banyak pada awalnya. Namun kemudian dapat berkembang biak dengan cepat.

Pasalnya, kucing liar sangat mudah untuk hamil dan melahirkan. Kucing memiliki usia kehamilan yang relatif singkat yakni antara 63 sampai dengan 67 hari.

Tetapi bisa juga lebih singkat yakni 61 hari bahkan ada juga yang mencapai 72 hari. Masalahnya, kucing sudah kembali masuk dalam masa subur dalam 3 minggu setelah melahirkan dan bisa langsung kembali reproduksi.

BACA JUGA:Anabul Kurus? Ini Makanan Kucing dengan Kandungan Ini yang Bisa Dicoba

Sekali hamil, kucing bisa melahirkan 1 sampai dengan 12 anak sekaligus. Karena itu, populasi kucing memang sangat berpotensi membeludak.

Dokter Hewan Universitas Islam Malang (Unisma), drh Nurul Humaidah menjelaskan, populasi kucing liar yang tidak terkendali dan tidak terawat adalah ancaman bagi lingkungan.

Kucing liar yang lahir dan tidak dirawat di rumah atau hidup bebas memang memiliki naluri mencari makanan sendiri.

Masalahnya, ketika jumlah mereka terlalu banyak justru dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Sumber: