Desa Miliki Telaga Biru Ini, Gunakan Kata ‘Kadu’, Ternyata Tak Ada Kaitannya dengan Durian

Desa Miliki Telaga Biru Ini, Gunakan Kata ‘Kadu’, Ternyata Tak Ada Kaitannya dengan Durian

Telaga Biru Cicerem yang berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

BACA JUGA:10 Ide Nama Kucing dari Bahasa Jepang, Mulai dari yang Lucu Hingga Berfilosofi!

Untuk menghindari perselisihan paham yang berkepanjangan, Syeh Maulana Makhdum Ibrahim memutuskan untuk meninggalkan Cirebon. 

Sosok ini mengasingkan diri bersama santrinya pergi menuju lereng Gunung Ciremai. Tepatnya di sebelah selatan Cirebon.

Diceritakan kedatangnya tersebut disambut baik oleh penduduk lokal. Padahal sebagian besar masih menganut ajaran Budha. Namun  lambat laun banyak penduduk mengikuti ajarannya. Ajaran Islam.

Sampailah Maulana Makhdum ke satu pedukuhan. Pedukuhan tersebut olehnya disebut dengan nama “Kadu ‘Ela”. 

BACA JUGA:7 Rutinitas Sebelum Tidur yang Membuat Badan Cepat Kurus

Seperti dijelaskan di atas, nama Kadu ‘Ela, berasal dari kata Kadu atau Adooh yang berarti jauh. Sedangkan Ela atau Elek, bermakna jelek. Jadi Kadu ‘Ela itu mengandung arti jauh dari kejelekan.

Selain itu, Kaduela juga mengandung arti yang luas. Yakni sebuah tempat yang merupakan perpaduan antara dua wilayah; Cirebon dan Kuningan.

Pada sekitar tahun 1800-an Kaduela beralih dan masuk ke wilayah Kabupaten Kuningan. Padahal sebelumnya, pedukuhan tersebur berada di wewengkon Cirebon.

Datangnya Maulana Makhdum ke Kaduela mendirikan satu tempat padepokan. Di padepokan tersebut namanya pun diubah menjadi  Prabu Anom Janggala Manik. Nama itu diambil daro nama salah satu lokasi di pedukuhan itu.

BACA JUGA:5 Rahasia Menurunkan Berat Badan Paling Cepat! Tubuh Menjadi Ideal Dalam Waktu Singkat

Di sebelah timur padepokan terdapat sebuah situ yang bernama Cicerem. Yang mengandung arti dalam bahasa Sunda Paceureuman. Jika dalam bahasa Indonesia berati pertemuan atau perkumpulan.

Nama ini diambil dari pertemuan pertama antara Maulana Makhdum dengan Syeh Haji Abdul Iman. Sosok ulama yang juga berasal dari Cirebon. 

Syeh Haji Abdul Iman bersama Pangeran Suta Pemalang, membangun sebuah tempat. Loksinya di sebelah selatan Padepokan Janggala. Tempat tersebut diberi nama Astana.

Syech Malauna Makhdum dalam mengajarkan ketauhidan agama Islam dilaksanakan setiap hari. Terutama rukun Iman dan Rukun Islam. Dia juga mengajak, lelaki yang sudah akil baligh untuk dikhitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: