Asal Usul Desa Puncak yang Menjadi Desa Tertinggi di Kabupaten Kuningan, Ada Kampung Keramat Parenca

Asal Usul Desa Puncak yang Menjadi Desa Tertinggi di Kabupaten Kuningan, Ada Kampung Keramat Parenca

Asal usul dari Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Foto panorama alam di sekitar desa.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Desa Puncak sebelum menjadi pemerintahan administratif seperti sekarang ini, sangat akrab dengan kisah legenda.

Bahkan asal usul nama dari Desa Puncak yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, berkaitan dengan sebuah situs pemujaan.

Pada publikasi Pemerintah Desa Puncak, dikisahkan bahwa nama tersebut kemungkinan berasal dari 2 hal. Pertama, karena lokasi desa ini berada di kaki Gunung Ciremai.

Sekaligus menjadi desa tertinggi di Kabupaten Kuningan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan di kaki Gunung Ciremai.

BACA JUGA:Teori Tambang Emas dan Pundek Berundak, di Kabupaten Kuningan Ada Gunung Subang, di Mana Emasnya?

Bahkan desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka yang hanya terhalang dengan punggungan bukit Geger Halang.

Kemudian asal usul versi kedua, dikarenakan adanya sebuah tempat pemujaan yakni Punjung Bucak.

Nama ini dalam Bahasa Sunda Wewengkon atau dialek masyarakat setempat, berarti tempat pemujaan yang tanahnya berair atau becek.

Lokasi dari Punjung Bucak yang menjadi asal usul nama dari Desa Puncak ini, berkaitan dengan sebuah situs keramat yakni Kampung Parenca.

BACA JUGA:7 Tempat Makan di Majalengka yang Enak, Salah Satunya Terkenal dengan Sajian Khas Makanan Sunda Setempat

Menurut pada sumber dari pemdes tersebut, pada masa lalu besar kemungkinan Desa Puncak pernah berada di bawah pimpinan Kerajaan Mataram.

Dugaan ini, dilandasi dengan adanya temuan pusaka Desa Puncak berupa tulisan pada potongan daun bambu dan daun lontar serta kulit kayu.

Tulisan tersebut merupakan Bahasa Jawa Kuno. Selain itu, ada juga temuan benda pusaka yakni Keris Wesi Kuning dan Dedek Merang.

Keris tersebut menjadi labang dari kedigdayaan dan kesejahteraan masyarakat yang pada waktu itu, kemungkinan masih menganut ajaran Hindu atau Budha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: