Hih Serem! Ini Dia 4 Jenis Ular Berbisa Paling Mematikan di Dunia

RADARKUNINGAN.COM - Ular seringkali menjadi fokus ketakutan dan kecemasan bagi banyak orang, terutama karena reputasi gigitannya yang mematikan dan mampu menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Ada berbagai jenis racun yang dihasilkan oleh ular, masing-masing dengan efek yang berbeda pada tubuh manusia. Di antara yang paling umum adalah sitotoksin, hemotoksin, dan neurotoksin.

Racun hemotoksin, misalnya, menyasar sistem kardiovaskular dan jantung, sementara racun neurotoksin menyerang sistem saraf dan otak.

Sebaliknya, racun sitotoksin seringkali terlokalisir di area gigitan dan tidak seberbahaya jenis lainnya.BACA JUGA:Berikut 7 Tanda Orang Punya Khodam Harimau dari Leluhurnya, Apa Kamu Termasuk?

Dunia ini dipenuhi dengan ratusan, bahkan mungkin ribuan spesies ular berbisa yang tersebar di berbagai habitat. Namun, beberapa di antaranya menonjol sebagai ular berbisa paling mematikan di Dunia.

King Cobra

King Cobra, atau yang juga dikenal sebagai Hamadryad, adalah salah satu ular beracun terpanjang di dunia. Panjangnya bisa mencapai 10 hingga 13 kaki, bahkan ada yang lebih dari 19 kaki.

Racun King Cobra mengandung campuran neurotoksin dan sitotoksin yang sangat mematikan. Satu gigitan bisa memberikan hingga 420 mg racun, menyebabkan kegagalan kardiovaskular dalam waktu sekitar setengah jam.

Habitat alami King Cobra meliputi wilayah Asia Tenggara, Tiongkok, dan India, seringkali ditemukan di dataran rendah dan hutan hujan.

BACA JUGA:Inilah 7 Arti Mimpi Harimau Menurut Primbon Jawa, Apakah Bawa Pertanda Baik atau Buruk?

Warna kulitnya bervariasi, seringkali berwarna hijau zaitun dengan garis-garis hitam dan putih yang khas. Selain memangsa ular lain, King Cobra juga gemar memakan hewan pengerat, kadal, dan vertebrata lainnya.

Black Mamba / Mamba Hitam

Black Mamba, atau Mamba Hitam, adalah ular beracun lain yang patut diwaspadai, berasal dari Afrika selatan dan timur.

Mereka biasanya ditemukan di savana dan daerah berbatu, menggunakan celah-celah batu dan pohon sebagai tempat persembunyian.

Sumber: