Dibalik Keindahan Waduk Darma yang Memukau, ada Legenda Mbah Dalem Cageur dan Pangeran Gencay, Begini Kisahnya

Dibalik Keindahan Waduk Darma yang Memukau, ada Legenda Mbah Dalem Cageur dan Pangeran Gencay, Begini Kisahnya

Dibalik Keindahan Waduk Darma yang Memukau, ada Legenda Mbah Dalem Cageur dan Pangeran Gencay, Begini Kisahnya-instagram.com/kuninganhitsss - tangkapan layar-radarkuningan.id

RADARKUNINGAN.ID - Di tengah keindahan alam Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tersimpan sebuah kisah legendaris di balik pesona Waduk Darma.

Terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, waduk ini tak hanya berfungsi sebagai penampung air, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah panjang sejak masa kolonial hingga kini.

Dikelilingi oleh aliran sungai seperti Cisanggarung, Cinangka, Cikalapa, dan Cireungit, Waduk Darma memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitar.

Namun, di balik airnya yang tenang, tersembunyi cerita yang sarat akan sejarah dan legenda lokal yang menarik untuk diungkap.

BACA JUGA:Mau Berlibur Di Waduk Darma Kuningan? Simak Dulu Panduan Liburan Seru Di Waduk Darma Kuningan Ini!

Sejarah Pembangunan Waduk Darma

Awal kisah Waduk Darma dimulai pada awal 1800-an, ketika tempat ini hanya berupa danau kecil alami.

Penduduk setempat memanfaatkan air danau ini untuk irigasi sawah, menangkap ikan, dan keperluan sehari-hari lainnya.

Namun, pada tahun 1920-an, Pemerintah Hindia Belanda melihat potensi besar di danau ini dan memutuskan untuk memperluasnya menjadi waduk yang lebih besar.

Tujuannya adalah mendukung irigasi, tidak hanya untuk pertanian lokal, tetapi juga perkebunan tebu yang dikelola oleh pemerintah.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Wisata Kuningan yang Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga di Akhir Pekan

Sayangnya, proyek ambisius tersebut terhenti saat Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1942 karena invasi Jepang.

Baru setelah Indonesia merdeka, proyek Waduk Darma dilanjutkan kembali oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1958, dan berhasil diselesaikan pada tahun 1962.

Keberhasilan ini tak hanya mendukung sektor pertanian, tetapi juga menjadi simbol ketahanan masyarakat Kuningan dalam mengelola sumber daya alam mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: