Dilantik jadi Anggota DPR RI, Rombongan Rokhmat Ardiyan Kompak Pakai Batik Khas Kuningan

Dilantik jadi Anggota DPR RI, Rombongan Rokhmat Ardiyan Kompak Pakai Batik Khas Kuningan

Rokhmat Ardiyan bersama romobongan pengantar usai menjalani proses pelantikan. Para pengantar kompak mengenakan pakaian Batik khas Kuningan.-Radar Kuningan-

BACA JUGA:Politikus Pendatang Baru Asal Kuningan Resmi Jadi Wakil Rakyat di Senayan

"Filosofinya akar dari rumput yang filosofi dari Paseban itu, di sini kan Gunung Ciremai ya, kuat dengan segala unsur, tumbuhannya subur, dan menggambarkan kekuatan masyarakatnya yang saling toleransi, saling kuat dalam mendukung segala kebudayaan, pertanian dan lain lain," jelas Cicih, beberapa waktu lalu.

Proses pengerjaan batik Oyot Mingmang diatas kain ukuran 2,5 meter, membutuhkan waktu 3 hari jika dikerjakan secara terus menerus. 

Cicih yang sudah menekuni batik sejak 2008 silam, diakuinya terdapat perbedaan mencolok dari proses pembatikan secara tulis dan cetak.

Meskipun memerlukan ketelitian dan kesabaran saat membatik tulis, refleksi dan ketenangan dirasakannya setiap kali menggoreskan canting ke kain yang sudah dimotif.

"Kalo membatik tulis ini melatih kesabaran, jadi semacam terapi refleksi. Gaperlu keahlian khusus, semua orang bisa belajar. Dulu juga saya ga bisa langsung mahir," ungkapnya.

"Ada bedanya lah, kalau tulis gini kan harus teliti, kadang suka netes, suka salah atau gimana gitu, bengkok, kalau cap udah terbentuk polanya," imbuhnya.

Senada dengannya, Cucu mengutarakan hal serupa, bahwa pembatikan tidak dapat terlepas dari nilai sejarah, toleransi dan refleksi ketenangan diri.

Hal itu terlihat saat dirinya mengerjakan batik motif Merak Bribis. Diatas kain sepanjang 2,5 meter, perlahan tapi pasti, goresan demi goresan terlihat cantik dan dinamis diatas kain khusus berwarna putih.

"Ini batik tulis, motifnya Merak Mitim, batik dari Paseban Cigugur.  Prosesnya pertama kain dipola, dibikin gambar, baru dicanting. Kain Katun Krimis. Untuk satu lembar kain 1x2,5 meter, biasanya kelar semingguan, kadang lebih, tergantung motifnya," tutur Cucu sambil membatik.

Dirinya mengaku, sejak 15 tahun lebih terjun di pembatikan, perbedaan Batik tulis dan cetak tetap saja terlihat. Namun, nilai artistik seni dan kepuasan pembeli maupun pembatik, masih dan memang selalu tertuju ke batik tulis tangan.

"Ada bedanya lah, tulis sama cetak, bedanya prosesnya, kalau cetak kan tinggal plek saja, gaperlu digambar dulu, kan udah cetakan, udah ada cetakannya. Kalau tulis ya harus teliti, harus digambar dulu pake pensil selanjutnya dicanting nih. Ada jualannya cantingnya ini. Pesona tetap ke tulis, itu pentingnya," pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: