Paguyuban Silihwangi Majakuning Konsisten Tebar Pohon Endemik di Gunung Ciremai

Paguyuban Silihwangi Majakuning Konsisten Tebar Pohon Endemik di Gunung Ciremai

Kelompok Tani Hutan Paguyuban Silihwangi Majakuning aktif menanam pohon endemik Ciremai.-Bubud Sihabudin-Radar Kuningan

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Paguyuban Kelompok Tani Hutan (KTH) Siliwangi Majakuning, tidak padam meski ditinggal oleh Edi Syukur selaku ketua.

Duka atas wafatnya Ketua Paguyuban KTH Siliwangi Majakuning, almarhum Edi Syukur, memang tidak pernah surut. 

Denyut konservasi di lereng Gunung Ciremai tak ikut meredup meski Ketua Paguyuban KTH Siliwangi Majakuning sudah berpulang.

Dua kelompok KTH Rimba Mekar dan KTH Kidang Kencono, bergerak secara swadaya menanam seribu pohon endemik Ciremai di Blok Batu Kuda, kawasan terbuka yang beberapa tahun lalu tersapu kebakaran, Minggu 23 November 2025.

Aksi tanam seribu pohon endemik Ciremai berlangsung tanpa proyek, tanpa instruksi formal, dan tanpa seremoni. 

BACA JUGA:Berhadiah Umrah: Sepuluh Ribu Guru Kuningan Meriahkan Jalan Sehat HUT PGRI

Mereka datang dengan tekad, cangkul, dan bibit di tangan, gerakan yang lahir dari nilai-nilai yang ditanamkan almarhum Edi Syukur “Hutan bukan ruang untuk dieksploitasi, melainkan warisan yang wajib dijaga. Leuweung hejo, rakyat ngejo.” 

Pepatah yang terus bergema di antara anggota, terutama masyarakat desa penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.

Pelaksana tugas Ketua Paguyuban Silihwangi Majakuning kini dijabat Sunandar. Sosok ini, sebelumnya duduk di jajaran penasihat. 

Priab yang akrab disapa Nandar ini, menyebut kepergian Edi Syukur sebagai kehilangan besar bagi paguyuban yang menaungi 28 KTH di 28 Desa Kabupaten Kuningan dan Majalengka.

“Ini proses pendewasaan bagi kami. Dengan ditinggal Pak Ketua, kami harus lebih mandiri menjaga Ciremai," ujar Nandar.

BACA JUGA:Anggota DPRD Dorong Kopdes Merah Putih jadi 'Penyuplai' Dapur MBG

Ia menegaskan, paguyuban tetap solid. Ilmu, cara pandang, serta kedisiplinan yang diwariskan almarhum menjadi fondasi gerak anggota saat ini.

Seperti penanaman pohon endemik di Batu Kuda, melibatkan lebih dari 50 anggota KTH dengan sistem tanam banjar. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait