Pasar Rakyat Cilimus Butuh 2 Miliar Lagi

Pasar Rakyat Cilimus Butuh 2 Miliar Lagi

MANGKRAK: Kondisi Pasar Rakyat Cilimus yang rampung dibangun sejak setahun lalu kini mangkrak tak diminati pedagang.-M.Taufik-

Radarkuningan, KUNINGAN- Keberadaan Pasar Rakyat Cilimus yang dibangun sejak setahun lalu kini kondisinya memperihatinkan. Halaman pasar yang dibangun di lahan eks Pasar Inpres Cilimus itu dipenuhi alang-alang. Warna catnya juga mulai pudar. Pasar tersebut nampaknya tidak terurus karena tidak ada perawatan meski sudah setahun berdiri.

Kepala Diskopdagperin Kabupaten Kuningan U Kusmana SSos MSi saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa proses pembangunan Pasar Rakyat Cilimus belum seluruhnya rampung. Untuk penyelesaiannya dianggarkan sebesar Rp2 miliar dari APBD. "Mau dikembangkan dan disempurnakan lagi penataannya (pasar rakyat).

Untuk tahun ini dialokasikan anggaran Rp2 miliar dari APBD untuk penataannya," jawab pria yang akrab disapa Uu tersebut.

Para pedagang sendiri enggan menempati pasar tersebut lantaran bentuk bangunan yang tidak membuat mereka nyaman berdagang. Padahal semula para pedagang kaki lima yang mangkal di sepanjang jalan arah  Pasar Rakyat Cilimus sangat berharap bisa berjualan di tempat itu.

BACA JUGA:Pabrik Tenun Desa Bojong Kuningan, Dahulu Berkumandang Lagu Kebangsaan Jepang Kimigayo

Namun ketika pasar selesai dibangun dengan desain seperti los tanpa ada penyekat, rupanya pedagang sama sekali tidak tertarik untuk menempatinya.

Seperti diungkapkan Tarja, pedagang keripik singkong yang mangkal dengan gerobaknya tepat di depan pasar rakyat. Tarja menerangkan, setahu dirinya, pasar ini sudah selesai dibangun pemborong sejak setahun lalu. Malah dia mendengar sudah diresmikan. Namun hingga saat ini tidak ada pedagang yang mau menempati.

Padahal di sepanjang Jalan H Bakri, ruas jalan dari Pasar Desa Cilimus menuju Pasar Rakyat dipenuhi pedagang kaki lima.

BACA JUGA:Katalog Offline

"Kalau selesai dibangunnya sih sekitar setahun lalu. Saya tahu karena tiap hari berjualan di depan pasar ini," ungkapnya.

Tarja dan pedagang lainnya awalnya senang ketika pemerintah kembali mendirikan pasar di lokasi eks Pasar Inpres Cilimus tersebut. "Sebab yang ada dalam benak saya dan pedagang lainnya, bentuk pasar akan seperti pasar lainnya di mana di bagian depan dibangun toko dan kios. Sedangkan di bagian tengahnya berupa los terbuka," papar Tarja, kemarin (14/6).

Tapi harapan para pedagang itu tidak tercapai. Pasalnya, bentuk bangunan pasar yang cukup tinggi hanya ada los terbuka. Sehingga menyulitkan pedagang menyimpan barang dagangannya. "Selain itu, bentuk bangunan yang terbuka juga sangat berisiko ketika terjadi hujan deras. Apalagi jika hujan disertai angin, bisa dipastikan air hujan akan masuk ke dalam pasar lantaran tidak ada penghalang," ujarnya diamini pedagang lainnya.

Dia dan para pedagang lainnya berharap pemerintah melakukan perubahan desain pasar rakyat agar nyaman ditempati pedagang. Kemudian juga harga sewanya tidak terlalu mahal. "Kami inginnya sih bentuk bangunan pasar diubah.

Kalau memang harus bentuknya los, ya tolong ada penghalang untuk mencegah air hujan masuk ke dalam pasar. Ini agar pedagang nyaman dan tenang ketika berdagang di tempat tersebut. Kami juga berharap, harga sewanya terjangkau," harapnya. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: