Asap Polemik Kadinkes-Direktur RSUD Linggarjati Masih Mengepul

Asap Polemik Kadinkes-Direktur RSUD Linggarjati Masih Mengepul

Boy Sandi, pemerhati kebijakan daerah. (Istimewa)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Asap polemik antara Kepala Dinkes, Susi Lusianti dan Direktur RSUD Linggarjati, Edi Martono beberapa waktu lalu, rupanya masih mengepul. Kedua petinggi SKPD itu saling ngotot dan adu omong ketika rapat koordinasi terbatas (rakortas) berkaitan dengan target PAD yang dipimpin Bupati Acep Purnama.

Tak pelak, polemik itu memicu perhatian para pemerhati kebijakan daerah. Seperti Boy Sandi. Boy menegaskan, baik Kadinkes maupun Direktur RSUD Linggarjati adalah orang berpendidikan. Mereka juga memiliki kemampuan dalam kinerjanya. Terutama cara meningkatkan PAD.
 
 
"Baik Bu Susi maupun Pak Edi, sama sama hebat, dan juga pejabat pilihan bupati. Keduanya dari awal dilantik diproyeksikan membantu bupati mencapai visi isi daerah. Tapi kok bisa keduanya berpolemik soal PAD. Ini yang membuat saya tak habis pikir," ujar Boy, Jumat 14 Oktober 2022.
 
Menurut Boy, kalau memang target PAD RS tak tercapai dan itu betul karena banyaknya pasien yang dirujuk ke swasta oleh Puskes, ini perlu didalami secara serius. Jangan mengendap begitu saja karena akan berdampak ke depannya. Hubungan keduanya juga bisa jadi tidak harmonis.
 
 
"Apakah Puskes melakukan itu atas arahan, perintah atau persetujuan Kadinkes? Kalau iya, maka dalam pandangan saya Kadinkes menyabot agenda pembangunan daerah. Ini bukan main main," sebut Boy.
 
Namun Boy juga mengatakan, apa yang dilakukan oleh Bupati Acep dengan melakukan inventarisasi capaian pendapatan daerah harus apresiasi. Ini menunjukkan keseriusan bupati dalam memaksimalkan capaian capaian pembangunan.
 
"Hanya sayangya,  semangat bupati belum diikuti oleh kemampuan sebagian stafnya mencerna Visi Misi daerah secara baik," ujar dia.
 
 
Jika kondisinya begini terus, rasa rasanya masyarakat tidak bisa berharap banyak. Sekarang tinggal bupati sekali lagi harus menunjukkan keberaniannya dengan menertibkan aparaturnya.
 
"Kalau perlu reward and punishment diberlakukan secara tegas saja. Yang semangat gabung, dan yang tak sanggup monggo silakan turun saja," saran Boy. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: