KUNINGAN-Tanaman umbi jenis porang yang selama ini dianggap sebagai tanaman liar dan banyak diabaikan para petani, ternyata bernilai ekonomis cukup tinggi. Tak hanya itu, keberadaannya pun diyakini bisa untuk mencegah bencana kebakaran hutan dan tanah longsor. Tenaga Ahli Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Brigjen (Purn) Hasanuddin mengampanyekan penanaman tanaman porang di Kabupaten Kuningan. Ada sebanyak tiga ton atau sekitar 5.000 bibit pohon porang siap tanam, yang akan disebarkan ke beberapa titik di Kabupaten Kuningan. “Saya ingin mengajak masyarakat Kuningan untuk memperkaya diri, apalagi di Kuningan ini tanah pada subur, ini berpotensi ditanami porang. Kita tanami bibit porang, itu pasti akan terus tumbuh,” kata Brigjen Hasanuddin, saat ditemui awak media usai menanam pohon porang di lingkungan Perum Jananuraga Kuningan, Senin (6/1). Menurutnya, tanaman porang ini jika dipanen dapat menghasilkan nilai ekonomi cukup lumayan. Sebab dalam satu kilo umbi porang yang dihasilkan dihargai senilai Rp9 ribu. “Kalau masyarakat bisa memberdayakan ini, pasti dari sisi ekonomis akan naik. Kalau nanti dalam waktu dua sampai tiga tahun bisa membangun pabrik, saya optimis warga Kuningan bisa mengekspor umbi porang ini,” ujarnya. Dia mencatat, kebutuhan porang untuk ekspor baru terpenuhi sebesar 20 persen. Melihat kondisi ini, maka menjadi peluang baik bagi pemberdayaan masyarakat agar dapat mengolah pertanian dari bibit pohon porang. “Memang kalau panen ini cukup lama, setiap musim panas pohon akan mati, tapi umbinya itu masih tetap hidup, dan masuk musim penghujan akan tumbuh lagi. Kemudian satu pohon porang itu bisa menghasilkan hingga empat bibit baru, jadi kalau sekarang areal tanamnya satu hektar, maka tahun depan bisa bertambah menjadi empat hektar,” sebutnya. Dia mengaku, umbi porang yang dihasilkan bisa menjadi bahan olahan kosmetik, obat, makanan, bahkan hingga menjadi beras. Namun hasil panen umbi porang ini belum diolah secara optimal, sebab sebagian besar hanya diekspor ke luar negeri. Selain itu, kata Hasanudin, tanaman porang ini bisa tumbuh di mana saja. Termasuk di daerah pegunungan ataupun perbukitan sehingga bisa menjadi solusi pencegahan bencana kebakaran hutan ataupun tanah longsor. \"Tanaman porang juga bisa menjadi solusi mengatasi kebakaran hutan Ciremai ataupun lahan Perhutani yang sering terjadi di musim kemarau. Dengan mengerahkan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menanam porang, mereka akan berupaya sekuat tenaga agar tidak terjadi kebakaran hutan agar tanamannya tidak hilang. Begitu juga di daerah perbukitan, mereka akan membuat saluran air dan berupaya agar tidak terjadi longsor yang akan menghancurkan tanaman porang mereka,\" ujarnya. Sementara Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH mengapresiasi program penanaman porang di Kabupaten Kuningan tersebut. Menurut dia, sebelumnya banyak petani yang ragu terhadap manfaat dari tanaman porang, kini sudah tidak lagi. Sebab hasil bumi dari umbi porang memiliki nilai jual ekonomis, yang dapat memberdayakan masyarakat dalam menambah pendapatan sekaligus bisa untuk mengatasi bencana tanah longsor dan kebakaran hutan. “Kami siap mendukung program penanaman porang di Kabupaten Kuningan. Silakan memanfaatkan lahan tidur yang ada di Kabupaten Kuningan baik milik pemerintah daerah maupun dengan melibatkan kerja sama masyarakat. Ini sangat positif, karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Kuningan sekaligus bisa meminimalisir bencana tanah longsor di daerah perbukitan,” singkatnya. (fik)
Kepala BNPB RI Sebut Tanaman Porang untuk Cegah Longsor dan Kebakaran Hutan
Selasa 07-01-2020,10:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :