Jalan Rusak Parah, Siswa MTsN Selajambe Sebelum Sampai ke Sekolah Rutin Tarik Mobil Mogok

Kamis 06-02-2020,09:05 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Tiba di sekolah, rombongan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Selajambe, bukannya segar. Sisa keringat masih terlihat di wajah mereka. Maklum, hampir setiap pagi mobil pikap tumpangan rutin mereka kerap mogok di jalan. Beginilah perjuangan mereka dalam menimba ilmu. TATANG AZHARI, Kuningan Jalan yang menghubungkan wilayah Desa Jamberama dengan MTsN Selajambe, bukan jalan aspal apalagi hotmix. Menyedihkan, jalan utama Desa Jamberama masih beralas tanah. Jalan tanah sepanjang 2,5 kilometer dengan lebar rata-rata 3 meter tersebut, bukan jalan gang atau lingkungan. Jalan itu jalan utama poros desa penghubung Kecamatan Selajambe dan Kecamatan Subang. Tepatnya jalan menuju Dusun Surian, Desa Jamberama. Kondisi jalan sangat memprihatinkan. Jarang ada mobil berani masuk dusun tersebut. Terkecuali mobil angkutan pikap. Mobil angkutan itu pun hanya ada dua unit. Maka untuk bisa naik mobil tersebut, warga harus rela menunggu lama. Tidak sedikit warga memilih naik ojeg meski harus merogoh kocek mahal. Tidak sembarang warga juga bisa naik motor sendiri, meski punya motor. Sebab medan jalan Dusun Surian terbilang parah, rawan membahayakan. Seringkali warga tidak jeli dan berhati-hati, terjatuh. Situasi paling menyentuh hati, terlihat saat pagi. Ketika warga, terutama siswa-siswi yang hendak menimba ilmu di sekolah. Mobil pikap yang memprioritaskan penumpang anak sekolah, tidak selalu lancar mengantarkan penumpang. Hampir setiap hari, pikap harus terlebih dahulu mengalami mogok akibat ban mobil terjebak kubangan jalan tanah. Apalagi kondisi setelah hujan. Setiap hari, jalanan desa di ujung selatan Kuningan tersebut terus dimandikan hujan. Super becek. Jalan tanah menjadi gembur, menyulitkan pengendara membawa kendaraan. Seperti terjadi Rabu pagi (5/2), mobil pikap rombongan siswa siswi MTsN Selajambe asal Desa Jamberama harus kembali terjebak di Dusun Surian. Raungan pedal gas mobil tidak mampu membuat mobil naik melaju. Menyerah dengan kondisi itu, sopir seperti biasa keluar, lalu mengambil tambang berdiameter cukup besar. Tanpa instruksi, tambang yang dijulur ke depan diambil oleh para siswa siswi untuk bersama ditarik dengan aba-aba. Seperti halnya adu tarik tambang siswa melawan mobil pikap. Selain siswa, ada penumpang ibu-ibu lain. Termasuk Ketua BKMM NU Jamberama, Aan Noviyani. “Jalanan itu, bekas longsor setahun lalu, belum juga diperbaiki. Jadi tambah parah,” terang Aan kepada Radar Kuningan. Diakui, kejadian seperti bagi warganya sudah biasa. Sebenarnya Ia prihatin, sekaligus kesal. Prihatin karena kasihan warga terkendala akses perekonomian, terutama anak-anak sekolah yang seharusnya fokus untuk belajar, justru harus selalu dibebani kejadian ini. Dari Dusun Surian ke balai desa juga jauh, harus melalui bukit. Kondisi jalan parah begini, membuat masyarakat harus banyak berjalan kaki. Ia berharap besar jalan ini bisa dibangun, karena merupakan akses satu-satunya masyarakat Jamberama. “Janganlah anak-anak sekolah narik mobil lagi pakai tambang, kasihan,” ungkap istri aparat Desa Jamberama ini. Setiap tahun sebenarnya juga selalu masuk usulan pembangunan di Musrenbang Kecamatan Selajambe.Tetapi tidak pernah ada realisasi. Seperti Musrenbang Kecamatan Selajambe 2020 juga sudah dibahas. “Bosan nunggu-nunggu terus,” pungkas dia.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait