KUNINGAN–Hari lahir Korps PMII Putri (Kopri) ke-53 dirayakan secara sederhana di GOW Kuningan, kemarin (3/12). Agenda yang dihadiri Wakil Bupati HM Ridho Suganda SH MSi ini dikemas dengan dialog interaktif membahas soal anti kekerasan terhadap perempuan. Dialog bertajuk Gerak Bersama Kopri Membangun Kuningan Tanpa Kekerasan Terhadap Perempuan ini, merupakan momentum peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Wakil Bupati HM Ridho Suganda mengatakan, di belakang laki-laki sukses ada perempuan hebat. Sebab, kontribusi wanita menjadi aspek utama dalam menyukseskan pembangunan daerah. Penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama terutama lingkungan sosial.
“Tekanan psikis pada perempuan juga meningkat akibat pekerjaan rumah tangga yang bertambah. Hal tersebut diduga karena peran gender yang disematkan kepada perempuan, di mana ada anggapan bahwa pekerjaan rumah adalah tanggung jawab perempuan. Maka di sini lah diperlukan saling berbagi peran dalam sebuah keluarga,” bebernya.
Sementara faktor lain, lanjut wabup, yakni terdapat perbedaan prinsip yang dapat juga menjadi pemicu perdebatan, sehingga berpotensi menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Dalam hal perbedaan mendidik anak pun akan menjadi persoalan, bahkan hingga menimbulkan pertengkaran yang akhirnya terjadi KDRT dalam rumah tangga. Seharusnya, ketika memutuskan untuk berumah tangga, pasangan harus bisa saling menghargai pendapat, saling menanamkan kepercayaan, saling menjaga dan bersyukur dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing,” bebernya.
Dengan begitu, kata Wabup Edo, rumah tangga akan terasa nyaman dan tenteram. Ia meminta, peran lembaga penyedia layanan, para pakar, serta unsur masyarakat lain dalam memberikan layanan terbaik sebagai bentuk hadirnya negara sangat diperlukan. Oleh sebab itu, wabup berpendapat, melalui adanya kerja sama yang baik, maka perlindungan terhadap perempuan dan anak akan dapat terwujud.
“Mengingat perlindungan terhadap masyarakat khususnya terhadap perempuan dan anak, hanya dapat terwujud jika berbagai kalangan dan sektor, mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mewujudkannya. Masyarakat sebagai lapisan di akar rumput, menjadi kelompok terpenting dalam upaya perlindungan perempuan dan anak,” sebut orang kuat kedua di Kota Kuda tersebut, kemarin siang (3/12).
Sementara itu, Ketua Korps PMII Putri Kuningan Okky Ayu menegaskan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam bentuk apapun tidak bisa ditolerir. Sehingga isu ini menjadi penting dibahas, sebagai upaya gerak kolektif dalam pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kita melakukan diskusi dan kita kampanyekan soal ini, sebagai upaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dialog ini sebagai langkah kita untuk mencari solusi atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ucapnya.
Pihaknya mengajak, agar masyarakat bersama-sama mengambil peran dalam upaya pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yakni melalui tindakan preventif atau kuratif. (ags)