KUNINGAN–Angka kasus Covid-19 semakin hari kian mengkhawatirkan. Di Kuningan, hingga Kamis (21/1) kemarin, yang terpapar virus ini total sudah mencapai 2.561 orang.
Sejak awal pandemi, terdapat di dalamnya sebanyak 181 tenaga kesehatan (nakes) yang sudah terpapar Covid-19. Saat ini hanya ada 20 nakes yang terpapar dan langsung melakukan karantina mandiri. Dari update Satgas Penanganan Covid-19 Kuningan, total keseluruhan yang saat ini masih karantina sebanyak 335 orang.
“Untuk keseluruhan nakes yang terpapar itu sampai saat ini, dari awal yang tercatat di kita sebanyak 181 orang. Dan kemarin penambahannya cukup signifikan ya, dari dua puskesmas itu ada 20 orang, 9 dari Puskesmas Kuningan dan 11 dari Puskesmas Maleber,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti MM, didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr H Denny Mustofa MKes, saat diwawancarai sejumlah media di kantornya, kemarin.
Saat ini, lanjut dr Susi, penyebaran Covid-19 di Kuningan sudah merata, sehingga pihaknya pun tidak bisa memastikan dari klaster mana penyebaran virus corona tersebut terjadi. Yang jelas, kata dia, transmisi lokal sudah begitu banyak terjadi di Kuningan.
“Transmisi lokalnya sudah begitu banyak, sehingga kita juga tidak bisa memastikan klaster-klaster. Dan memang dalam dua bulan terakhir ini kenaikan di Kuningan cukup drastis, sehari bisa mencapai 100 sampai 150 orang,” ujarnya.
Meski kenaikan kasus paparan corona di Kuningan cukup signifikan, pihaknya bersyukur karena angka rasio kematian akibat corona di Kuningan sedikit. Artinya, 80% dari yang terpapar Covid-19 di Kuningan itu rata-rata adalah OTG (Orang Tanpa Gejala), sehingga penanganannya cukup isolasi mandiri di rumah.
“Kapasitas-kapasitas rumah sakit rujukan maupun tempat-tempat isolasi yang sudah kita siapkan alhamdulillah masih tercukupi. Di samping dua rumah sakit milik pemerintah, sekarang ada empat rumah sakit yang sudah MoU dengan kita untuk bersedia menjadi rumah sakit rujukan,” tutur dr Susi.
Diakuinya, sebenarnya ada lima rumah sakit yang jadi rujukan Covid-19, namun satu rumah sakit belum siap. Empat rumah sakit yang sudah MoU yaitu Rumah Sakit Permata, Rumah Sakit Wijaya Kusumah, Rumah Sakit El-Syifa, Rumah Sakit Sekar Kamulyan. Sementara Rumah Sakit Arya Kamuning sedang dipersiapkan.
Dikatakan dr Susi, dari awal pihaknya selalu menjaga dan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan para nakes agar terhindar dari paparan Covid-19. Sebab jika para nakes ini terpapar cukup banyak, maka penanganan secara baik terhadap masyarakat untuk Covid-19 dipastikan sedikit terganggu. Sehingga pihaknya sangat memprioritaskan kesehatan dan keselamatan nakes.
Bagi nakes yang terpapar, lanjut dr Susi, langkah pertama yang dilakukan isolasi mandiri secara sempurna. Sehingga tidak ada nakes yang seminggu masuk dan lain sebagainya, karena isolasi mandiri selama 14 hari. Selain itu, pihaknya juga melakukan on-off terhadap puskesmas.
“Jadi, puskesmas yang sudah di atas lima atau enam (nakes yang terpapar Covid-19), langsung ditutup selama 3 hari. Ini untuk mengistirahatkan tenaga-tenaga kami yang memang sudah mulai kelelahan, dan tentunya untuk disemprot disinfektan,” jelasnya.
Prioritas lainnya terhadap para nakes, masih kata dr Susi, pihaknya juga memberikan vitamin dan obat-obatan lain. Pihaknya bersyukur karena hingga saat ini kebutuhan tersebut masih tercukupi.
“Untuk Puskesmas Kuningan (yang lockdown) itu mulai hari Rabu, Kamis, Jumat. Kalau Puskesmas Maleber itu Kamis, Jumat, Sabtu,” pungkas dr Susi. (muh)