KUNINGAN - Di tengah PPKM Darurat, Patriot Desa memfasilitasi pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kiseki No Ki di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus. Hal ini dilakukan sebagai awal gerakan literasi masyarakat. Dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, soft launching TBM ini dihadiri oleh Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Kuningan Imam Muh Agung Fauzy SPd, Rabu (7/7).
“Saya sebagai Patriot Desa Bandorasa Kulon berharap dengan berdirinya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kiseki No Ki, dapat menjadi fasilitas membuka ruang interaksi inklusif bagi masyarakat Desa Bandorasa Kulon,” harap Hasan, Ketua TBM Kiseki No Ki.
Menurutnya, keberadaan TBM ini dapat mendukung Peningkatan Indeks Ketahanan Sosial dalam bidang pendidikan bagi Desa Bandorasa Kulon. Selain itu memberi dampak gerakan literasi yang luas bagi masyarakat desa.
Sementara itu, Imam Muh Agung Fauzy SPd menyampaikan harapannya untuk gerakan literasi di Desa Bandorasa Kulon bisa lebih giat lagi. Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan gemar membaca sejak dini.
“Saya menyambut baik adanya gagasan pendirian TBM Kiseki No Ki yang ada di Desa Bandorasa Kulon, dengan harapan gerakan literasi dan membaca di Kabupaten Kuningan terus meningkat, terkhusus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Bandorasa Kulon tersendiri,” ujarnya.
Di tempat yang sama, duta baca Provinsi Jawa Barat Imam mengungkapkan, sinergi antara patriot desa dengan FTBM Kabupaten Kuningan diharapkan terus terjalin dengan baik. Hal ini agar spirit literasi dapat juga dilakukan di desa-desa lainnya yang menjadi penempatan patriot desa di Kabupaten Kuningan.
Nadiawan Zovizal Hizbullah, pendiri TBM Kiseki No Ki, menyampaikan rasa syukurnya atas diresmikannya taman baca di Desa Bandorasa Kulon. Ia juga mengucapkan terim akasih kepada Patriot Desa yang telah memfasilitasi pendirian TBM, termasuk ungkapan terima kasihnya kepada FTBM Kabupaten Kuningan yang telah men-support atas pendirian TBM tersebut.
“Taman Bacaan Masyarakat adalah tempat untuk belajar, berdiskusi, dan berlatih mengenai kecakapan hidup. Kiseki No Ki sendiri memiliki arti pohon keajaiban, sehingga keberadaan TBM ini semoga dapat membawa keajaiban bagi masyarakat sekitar, sehingga kemampuan daya bacanya meningkat,” ucap Zovi.
Zovi menambahkan, kegiatan TBM tidak lagi seputar upaya menumbuhkan minat baca tulis saja, tetapi memiliki makna yang lebih luas mencakup pemahaman yang baik terhadap berbagai aspek kehidupan.
“Dengan begitu, literasi tidak lagi dipahami hanya sebagai transformasi individu semata, tetapi juga transformasi sosial,” pungkas Zovi. (muh)