KUNINGAN – Bupati H Acep Purnama SH MH mengawali ekspor perdana kopi asli Kuningan ke luar negeri. Pengiriman kopi robusta ini merupakan hasil petani dari Desa Situgede, Kecamatan Subang, Kuningan.
Launching ekspor perdana Kopi Robusta ditandai dengan pemecahan kendi secara simbolis oleh Bupati Acep bersama Kepala Diskopdagperin Kuningan U Kusmana SSos MSi. Hadir pula pengusaha ekspor kopi dari Kopi Anjung, Deskian Ryan Saputra.
Adapun jumlah kopi robusta yang dikirim mencapai dua ton. Bahkan rencananya, pihak perusahaan di Amerika menginginkan ada pengiriman dua ton kopi robusta setiap bulan.
“Alhamdulillah saya berkesempatan bertemu dengan Ryan pengusaha Kopi Anjung, yakni Kopi Robusta dari Desa Situgede. Karena telah berhasil menembus pasar internasional, ini ekspor ke Amerika,” kata Bupati Acep, kemarin (6/12).
Dia menyebut, Kabupaten Kuningan mempunyai kualitas kopi terbaik dan memiliki cita rasa serta aroma tinggi. Sebab sejak dulu, Kuningan adalah penghasil kopi terbaik di Jawa Barat baik kualitas maupun kuantitas.
“Mari semua petani kopi bangkit. Mari tembus kembali pasar dunia dari Kuningan,” tandasnya.
Bupati Acep sendiri dikenal cukup memahami kopi produksi asli Kuningan. Bahkan status pasar kopi di Kuningan sebetulnya sudah mampu bersaing untuk di pasar ekspor atau pasar internasional.
“Saya sungguh sangat senang atas capaian ini. Terus berkarya, jangan pernah puas dengan satu negara, perluas tujuan ekspor ke berbagai negara,” ungkapnya.
Atas capaian sekarang, pihaknya berharap, kopi hasil petani lokal lebih ditingkatkan kembali dari nilai ekspornya setiap periode. Tingkatkan terus kolaborasi stakeholder dan masyarakat dalam pendampingan, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi.
Sementara pemilik Kopi Anjung, Deskian Ryan Saputra mengaku, apabila hasil kopi yang diproduksi sebelumnya hanya dikirim ke sejumlah kedai-kedai kopi. Namun sekarang memulai bisnis baru dengan ekspor kopi asli Kuningan ke luar negeri.
“Kebetulan saya memiliki teman yang bekerja di Upnormal, kemudian dia sekarang bekerja di perusahaan luar tersebut. Maka dari situ kita memiliki komunikasi yang baik dan pada akhirnya bisa ekspor ke sana,” ucapnya.
Dia menjelaskan, pengambilan sampling sendiri oleh perusahaan tersebut sudah dua kali dengan membutuhkan waktu tiga bulan untuk QC (Quality Control).
“Selama tiga bulan itu lolos, lalu pas pengambilan sampel, kalau robusta biasanya di lokal hanya untuk campuran kopi susu saja. Tapi mereka dari Amerika sepertinya suka robusta dengan cita rasa yang lebih bold, kopi ini bisa terekspor keluar karena kita selalu menjaga kualitas kopi tersebut. Kopi yang diekspor adalah kopi petik merah dan dikirimkan perdana hari ini sebanyak 2 ton kopi ke Amerika Serikat,” terangnya.
Pada kesempatan ini, Ryan menerima bantuan sarana produksi dan peralatan pengembangan kopi kepada kelompok tani Chandra Jaya Desa Situgede dari Bank Indonesia (BI) yang diserahkan Kepala Kantor Perwakilan BI Cirebon, Bakti Artanta.(ags)