Radarkuningan.com, KUNINGAN - Kebijakan pemerintah menaikkan harga gas non subsidi banyak dikeluhkan masyarakat, tak terkecuali para pemilik usaha kuliner. Berbagai macam cara dilakukan untuk mengurangi biaya produksi usaha mereka dalam menghadapi persoalan gas mahal ini, seperti mengganti ke gas melon ukuran 3 kilogram hingga menggunakan bahan bakar alternatif.
Salah satunya dilakukan Ine Rahayu pemilik warung makan Roemah Puyuh di Desa Bandorasa Wetan, Kecamatan Cilimus, yang memilih kompor berbahan bakar serbuk kayu sebagai pengganti gas 12 kilogram. Berbekal video tutorial di kanal youtube, Ine kini memasak daging burung puyuh yang memakan waktu hingga 3 jam dengan menggunakan kompor alternatif tersebut.
BACA JUGA:Damkar Tangkap Dua Ekor Ular Masuk Perumahan
"Saya pakai kompor serbuk kayu ini untuk proses ungkepnya yang memakan waktu cukup lama, sedangkan untuk menggorengnya saya pakai gas melon saja. Lumayan bisa mengurangi biaya produksi, mengganti gas 12 kilogram yang sudah mencapai Rp 200.000 lebih," ungkap ibu dua anak ini.
Ine manambahkan, dengan menggunakan kompor alternatif serbuk kayu ini bisa sedikit mengurangi permasalahan biaya operasional usahanya. Terlebih saat ini sejumlah bahan kebutuhan seperti cabai, bawang, tomat hingga lalapan seperti timun dan kol juga sedang mahal.
BACA JUGA:Mas Bechi Dikenakan Pasal Berlapis dalam Kasus Pencabulan Santriwati
Pasalnya, biaya yang harus dikeluarkan untuk kompor alternatif ini cukup murah. Ine merinci, yang dibutuhkan untuk kompor ini hanyalah kaleng cat bekas dan serbuk kayu yang bisa kita beli di panglong penggergajian kayu di dekat rumahnya.
"Suami saya beli kaleng cat bekas hanya Rp 5.000, begitu juga serbuk gergaji beli ke panglong sama Rp 5.000 per karung. Kadang semuanya itu bisa didapat secara gratis. Dengan modal hanya Rp 10.000 tersebut, saya bisa masak ungkep puyuh hingga 5 kali," ujar Ine.
BACA JUGA:Sedot Air Pakai Diesel, Anak Bapak Jatuh ke Dalam Sumur
Cara membuat kompor alternatif tersebut, kata Ine, sangat mudah saja. Yaitu cukup membuat lubang kecil seukuran paralon di sisi bawah kaleng cat bekas dan beberapa lubang di bagian atas untuk sirkulasi udara.
"Kemudian kita masukkan serbuk kayu sampai penuh, tapi sebelumnya kita pasang pipa di bagian bawah dan tengah untuk pembakaran. Kemudian serbuk kayu dipadatkan, lalu nyalakan api dari lubang bawah tadi, maka kompor alternatif serbuk kayu sudah bisa digunakan," paparnya.
BACA JUGA:Update Harga Sembako Kabupaten Kuningan Senin 18 Juli 2022, Harga Migor Menuju Normal
Kompor altrnatif serbuk kayu yang menggunakan kaleng cat bekas ukuran 25 kilogram, kata Ine, ternyata bisa menyala 4 hingga 5 jam. "Kadang setelah memasak ungkep puyuh, saya masih bisa gunakan untuk memasak sambal, nasi, menggoreng kerupuk dan lainnya. Lumayan, dengan kompor serbuk kayu ini bisa menjadi pengganti gas 12 kilogram yang semakin mahal," pungkasnya. (fik)