RADAR KUNINGAN.COM - Memiliki pasangan yang ingin melakukan selingkuh, disebabkan bukan masalah rasa, tetapi erat kaitannya dengan kesehatan otak.
Sebuah studi menunjukkan, pasangan yang ingin melakukan selingkuh tidak melulu soal cinta, tetapi ada hubungannya dengan otak.
Antara perselingkuhan, kesehatan otak, dengan kondisi mental seseorang memiliki hubungan yang saling berkesinambungan.
Kondisi mental seseorang, termasuk selingkuh, memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan otak.
BACA JUGA:Hati-hati! Jenis Buah Ini Jangan Disimpan di Kulkas
BACA JUGA:Ibu-Ibu Wajib Tahu, Manfaat Makan Pisang di Masa Kehamilan
"Kami ingin memberikan informasi alasan sebenarnya seseorang berselingkuh, sehingga permasalahan bisa diatasi dari akarnya," ujar CEO Stress Management Indonesia Coach Pris dalam keterangan resmi, Senin 10 Oktober 2022.
Dikutip dari Genpi.co, Pris membeberkan alasan berbasis neurosains seseorang dapat berselingkuh.
Pengalaman indah jatuh cinta dan tergila-gila dengan seseorang tidak bertahan selamanya.
Ahli saraf menemukan setelah enam bulan hingga dua tahun, rasa cinta yang menggebu-gebu berubah menjadi cinta dan komitmen yang lebih dalam atau keputusan untuk berpisah dan melepaskan diri.
BACA JUGA:Atasi Rambut Rontok dengan Lima Makanan Murah Ini
BACA JUGA:Makanan Manis Bisa Menyebabkan Sakit Gigi, Benarkah? Berikut Penjelasan Dokter
Banyak terapis pasangan mengatakan perselingkuhan terjadi karena orang salah mengira kurangnya intensitas dan euforia sebagai tanda mereka telah putus cinta.
Kurangnya euforia ini dapat mendorong seseorang untuk mencari pasangan lain untuk mencoba menciptakan kembali intensitas cinta yang tinggi.
Bagi sebagian orang, kebutuhan untuk merasakan aliran cinta baru membuat mereka terus mencari hubungan di luar nikah.