Gunung di perbatasan Kabupaten Kuningan dan Brebes ini, juga menjadi rumah bagi setidaknya 83 jenis burung atau aviuna mulai elang brontok, elang hitam hingga burung madu kelapa.
Karenanya, kawasan hutan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Meski bukan lagi hutan yang belum terjamah.
Situs Batu Naga, Gerbang Alam Khayangan
Gunung Tilu memiliki situs bersejarah yang diberi nama Situs Batu Naga.
BACA JUGA:SILUMAN Tuntut Keadilan, Minta Anggaran Pokir Dewan Ikut Dirasionalisasi
Situs ini berupa dua batu besar berdiri saling berhadapan, seperti membentuk sebuah tiang gerbang.
Batu ini bergambar naga, sehingga disebut batu naga. Di batu tersebut juga terdapat ukiran pria botak memegang senjata, dan seorang punakawan.
Para peneliti dan arkeolog Indonesia pernah meneliti situs batu naga tersebut.
Batu itu diperkirakan ada sejak zaman prasejarah. Dan ukiran pada batu itu diprediksi dilakukan pada abad 14-15 masehi di zaman kerajaan Sunda.
BACA JUGA:Terperosok ke Dalam Sumur, Warga Dukuhdalem Kuningan Meninggal
Peneliti yang juga arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar memperkirakan batu tersebut dibangun oleh peradaban manusia pada ratusan tahun sebelum masehi.
“Hasil dar uji radiocarbon dating di laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional menunjukkan bahwa situs Batu Naga itu diperkirakan memiliki umur lebih tua dari peradaban Hindu,” ujar Akbar pada 2013 silam.
Ali Akbar menyebut bentuk dan ukiran pada batu tersebut memiliki makna dan pesan yang disampaikan oleh si pemahat.
“Pada salah satu sisi dari batu tersebut jelas tergambar gunung, dua tiang, dan dua orang yang sedang duduk mengapit tiang tersebut,” jelas Ali.
BACA JUGA:Gunung Tilu, Menyimpan Banyak Misteri dan Larangan Bagi Pendaki
Kemungkinan besar, lanjut Ali, Gunung Tilu itu diibaratkan alam khayangan oleh pemahat.