“Alam kahyangan atau kedewataan yang dapat dimasuki melalui pintu gerbang. Kedua tiang menggambarkan pintu masuk atau gerbang yang dijaga dua orang figur,” jelasnya.
Figur-figur tersebut terlihat gemuk, hidungnya agak bulat, dan cenderung buruk rupa.
Dari bentuk kepala dan rambutnya kemungkinan besar kedua figur tersebut adalah Semar dan Gareng atau Bagong.
BACA JUGA:BEJAT. Bukannya Mengajar, Oknum Guru SD Ini Malah Gerayangi 5 Siswa
Ia menduga batu naga ini merupakan prototype, arketipe, purwarupa, atau asal usul dari punakawan atau panakawan.
Tak hanya itu, batu naga ini disebut-sebut juga sebagai salah satu cikal bakal budaya Sunda dan Jawa.
Goa Arjuna dan Kandang Hayam
Di kaki Gunung Tilu, terdapat belasan goa yang sering dikunjungi warga. Keindahan dan pesona goa membuat para pengunjung takjub.
BACA JUGA:Tuntutan Tidak Digubris, Warga Desa Karangbaru Ancam Demo Lebih Besar
Salah satu goa yang sering dikunjungi wisatawan lokal adalah Goa Arjuna.
Goa ini disebut Goa Arjuna karena pada zaman dahulu tokoh pewayangan Arjuna disebut pernah singgah di goa tersebut.
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, goa ini pernah menjadi tempat Arjuna bertapa.
Selain goa Arjuna, ada pula goa Kandang Hayam. Goa ini dinamai goa Kandang Hayam karena pada zaman dahulu terdapat banyak ayam di gua tersebut.
BACA JUGA:Honor Hansip Desa Karangbaru Belum Dibayar, Tokoh Masyarakat: Kok Bisa Ya?
Ayam–ayam itu menjadikan goa tersebut sebagai kandang pada malam hari. Ayam-ayam itu merupakan ayam hutan, bukan ayam milik warga setempat.
Setiap Subuh, ayam–ayam akan berkokok membangunkan masyarakat Karangkancana. Namun sekarang ayam–ayam itu sudah tidak ada lagi entah kemana perginya.*