RADARKUNINGAN.COM - Sederet bukti dikumpulkan Peduli Karnivora Jawa (PKJ) untuk membuktikan bahwa Harimau Jawa belum punah.
Bukti-bukti tersebut dikumpulkan selama puluhan tahun oleh Didik Raharyono, di berbagai hutan tropis Pulau Jawa.
Bahkan, Didik Raharyono pernah membantu Animal Planet dalam penelusuran Harimau Jawa di Hutan Permisan dekat Taman Nasional Merubetiri. Termasuk menggunakan drone thermal.
Tayangan berjudul Extinct or Alive ditayangkan pada tahun 2018. Ketika itu, bukti kehadiran yang paling signifikan adalah penampakan mamalia besar lewat drone thermal yang diterbangkan malam hari.
BACA JUGA:Ramalan Shio Macan 2023, Bertabur Keberuntungan
Didik Raharyono mengaku sangat menyayangkan karena Tim Animal Planet tidak berani menyimpulkan objek yang tersorot lewat drone thermal tersebut.
"Saya yakin itu Harimau Jawa. Makanya saya heran, kenapa mereka tidak berani menyimpulkan," kata Didik terkait temuan dari Tim Animal Planet tersebut.
Drone thermal tersebut memang diterbangkan di malam hari. Pasalnya harimau memang aktif berburu pada waktu-waktu tersebut. Pada tampilan drone terlihat jelas hewan bertubuh besar sedang berjalan.
Status punah Harimau Jawa pertama kali diungkapkanewar Convention on International Trade in Endangered Species di Florida, Amerika Serikat, pada 1996.
BACA JUGA:5 Makanan Kucing Kampung tanpa Ribet, Ternyata Tidak Harus Ikan, Bisa Tempe
Sementara itu The Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam situs resminya menjelaskan harimau Jawa sudah dinyatakan punah sejak 1980-an akibat perburuan, kehilangan hutan sebagai habitat, dan kehilangan mangsa.
Kendati demikian, PKJ berusaha untuk melawan vonis punah Harimau Jawa lewat sederet bukti yang dikumpulkan berikut ini:
1. Feses
Pada tahun 2004 Didik mendapatkan feses Harimau Jawa dengan ukuran diameter 7 centimeter.
Feses ini kemudian diverifikasi lewat penelitian, meski tidak diketahui secara rinci hasil pengujian yang dilakukan.