Analisa DNA Jadi Andalan untuk Penguat Bukti Harimau Jawa, Benarkah Masih Ada di Alam Liar Pulau Jawa?
Analisa DNA diharapkan dapat menjadi instrumen penentu keberadaan Harimau Jawa. Foto rambut diduga milik harimau jawa di Kabupaten Sukabumi.-BRIN-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Analisa DNA diharapkan dapat menjadi instrumen validasi bukti keberadaan Harimau Jawa di alam liar.
Apalagi, panthera tigris sondaica telah dinyatakan punah sejak tahun 1980-an, terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian intensif.
Keberadaan spesies ini, yang pernah mendominasi hutan-hutan di Pulau Jawa, masih diharapkan oleh banyak pihak.
Berbagai laporan penampakan dan penemuan jejak yang mencurigakan memicu usaha-usaha validasi dari berbagai tim peneliti dan pecinta alam untuk memastikan apakah Harimau Jawa benar-benar masih ada.
BACA JUGA:Uji Sampel DNA, Usaha Menemukan Kembali Harimau Jawa yang Sudah Dicap Punah
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai temuan baru semakin memperkuat harapan ini.
Pegiat Peduli Karnivora Jawa (PKJ), Didik Raharyono mengungkapkan, berbagai bukti mengenai keberadaan harimau jawa di alam liar memang terus bermunculan.
Bahkan lulusan Bilogi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut memiliki beragam temuan yang memerlukan validasi, termasuk dengan tes DNA.
Didik mengungkapkan, pada tahun 2017, di Taman Nasional Ujung Kulon, tim peneliti menemukan cakaran di tanah dengan panjang 60 cm yang diduga milik Harimau Jawa.
BACA JUGA:Berikut ini 3 Tempat Beli iPhone Second Terpercaya dan Murah, 100 Persen Asli
Temuan ini diperoleh melalui survei lapangan yang dilakukan sebagai persiapan untuk ekspedisi tahun 2018. Pada tahun 2018, para pecinta alam yang melakukan ekspedisi di lokasi yang sama juga menemukan cakaran di tanah sepanjang 70 cm.
Menurut catatan Hoogerwerf, panjang cakaran yang khas untuk Harimau Jawa berkisar antara 50 cm hingga 68 cm, sehingga temuan ini konsisten dengan deskripsi tersebut.
Oleh karena itu, kedua temuan ini dianggap sebagai indikasi kuat keberadaan Harimau Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
Validasi lebih lanjut datang dari Jawa Tengah pada tahun 2019, di mana ditemukan garutan pada pohon mahoni dengan ketinggian lebih dari 2 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: