Karenanya, keberadaan bahan kimia yang menjadi penolak hewan pengerat menjadi sangat penting dan ternyata bisa dari bahan sederhana.
Bahan kimia digunakan adalah yang rasa atau baunya atau mungkin keduanya dapat mencegah hewan tersebut makan atau menggerogoti.
Zat-zat tersebut dapat digunakan untuk melindungi suatu area dari serangan hewan pengerat atau untuk melindungi makanan kemasan, bahan kemasan, kabel listrik, dan bahan-bahan penting lainnya yang rentan.
Penelitian mengenai pengusir nyamuk yang berasal dari tumbuhan relatif sedikit dibandingkan dengan aspek lain dalam pengendalian hewan pengerat.
BACA JUGA:4 Wisata Alam untuk One Day Trip di Majalengka, Ada Danau dengan Air Biru
Belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi minyak kayu putih sebagai pengusir hama hewan pengerat.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi minyak kayu putih sebagai pengusir nyamuk R. rattus , spesies hama pengerat yang dominan.
Hasil penelitian mengungkapkan potensi minyak kayu putih yang digunakan sebagai semprotan dalam mengusir rattus rattus baik jantan maupun betina.
Persen repellency lebih besar ketika minyak diaplikasikan setiap hari dan sebagai alternatif dibandingkan ketika diaplikasikan seminggu sekali.
Hal ini menunjukkan rendahnya persistensi efek repelen karena sifat minyak yang mudah menguap.
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menyiapkan formulasi minyak yang menyebabkan pelepasan minyak secara lambat sehingga meningkatkan persistensinya untuk jangka waktu yang lebih lama.
Kendati demikian, penggunaan minyak kayu putih pada permukaan yang ingin dilindungi dari tikus ternyata tidak efisien.
Sebab tikus berhenti mengincar suatu objek bila disemportkan setiap hari.