Kenapa Tikus Takut Suara Jangkrik? Ini Dia Alasannya

Kenapa Tikus Takut Suara Jangkrik? Ini Dia Alasannya

Suara jangkrik merupakan suara khas lingkungan malam hari, sehingga dapat menandakan adanya predator.--Cristine potocar

RADARKUNINGAN.COMSuara jangkrik ternyata sangat tidak disukai tikus. Hewan pengerat tersebut bakal menjauh jika mendengar Suara jangkrik terutama di malam hari.

Suara jangkrik menjadi latar belakang di habitat alami tikus terutama pada malam hari ketika tikus aktif mencari makan.

Di alam liar, suara jangkrik juga bisa menjadi penanda adanya predator yang berburu di malam hari, seperti burung hantu, dan ular.

Tetapi, harus diketahui, secara ilmiah memang ada penjelasan mengapa tikus seakan takut dan cenderung menghindar jika ada suara jangkrik di dalam radiusnya.

Tentu ada berbagai faktor dan alasan yang melatarbelakangi, kali ini akan menjawab pertanyaan terkait kenapa tikus takut suara jangkrik secara lebih detail. Simak beberapa fakta di bawah ini, yuk.

BACA JUGA:Momentum Hari Pahlawan, Rokhmat Ardiyan Serukan Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas

Secara ilmiah, rasa takut tikus terhadap suara jangkrik dapat dijelaskan melalui konsep perilaku evolusioner dan respons biologis terhadap ancaman potensial di lingkungannya.

Tikus, sebagai hewan nokturnal, bergantung pada indera pendengaran yang tajam untuk mendeteksi ancaman di lingkungan mereka.

Suara jangkrik merupakan suara khas lingkungan malam hari, sehingga dapat menandakan adanya predator.

Selain itu, tikus memiliki mekanisme stres dan kewaspadaan yang tinggi akan suara-suara yang tak dikenal atau intens, tentu bisa memicu respons ‘bertarung’ atau ‘melarikan diri’ bagi si tikus.

BACA JUGA:Ridho Kamdan komitmen sejahterakan petani dan warung tradisional

Suara jangkrik terdiri dari frekuensi tinggi yang sering berada dalam rentang pendengaran tikus. Tikus memiliki pendengaran yang sangat peka terhadap suara berfrekuensi tinggi.

Sebagai informasi, suara jangkrik biasanya berada dalam rentang frekuensi 2.000 hingga 5.000 Hz (2 – 5 kHz).

Frekuensi ini bervariasi tergantung pada spesies jangkrik dan konteks suara yang dihasilkan, seperti suara panggilan untuk menarik pasangan atau suara teritorial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarkuningan.com