Pasalnya, Macan Tutul Jawa adalah bagian penting dari ekosistem Gunung Ciremai dan menjadi predator puncak dari rantai makanan, sekaligus menjaga keseimbangan alam.
Lokasi habitat dari macan tutul tersebut jauh dari jalur pendakian maupun permukiman penduduk. Yang terpenting adalah masyarakat tidak mengusik bangsa alami dari Macan Tutul Jawa.
"Jadi kita cukup tidak memburu makanan dari Macan Tutul Jawa ini. Kalau makanan cukup, tidak akan turun ke permukiman," kata Maman.
Terkait lokasi spesifik keberadaan habitat Macan Tutul Jawa ini, Maman merahasiakannya. Dia mengungkapkan, habitat dan pergerakan karnivora besar ini, berada di areal Taman Nasional Gunung Ciremai mulai dari wilayah Kabupaten Kuningan sampai ke Majalengka.
BACA JUGA:Macan Tutul Masih Banyak Dijumpai di Kuningan, Salah Satu Lokasinya di Bukit Sarongge
"Pokoknya di wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai, baik di wilayah Majalengka mapun di wilayah Kuningan," katanya.
Maman mengaku, TNGC juga aktif melakukan edukasi. Termasuk ke sekolah yang ada di sekitar kaki Gunung Ciremai. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran.
Misalnya dengan tidak mengganggu dan memburu mangsa dari macan tutul seperti babi hutan, kijang dan lainnya. Sebab, hal tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan makanan dari karnivora besar.
Sementara itu, Dwi Suryana, Koordinator Pemantau Macan Tutul BTNGC mengungkapkan, inventarisasi terhadap satwa kunci di Gunung Ciremai terus dilakukan secara rutin.
BACA JUGA:Misteri Gunung Ciremai, Harimau Jawa Dinyatakan Punah, Macan Tutul Bertahan Hidup
"Untuk satwa kunci macan tutul, kami sudah melakukan inventarisasi dan perhitungan dengan metode tertentu. Ada indikasi penambahan satwa yang belum terdeteksi sebelumnya," katanya.
Menurut dia, dari hasil inventarisasi awalnya memang hanya 2 individu macan tutul yakni Slamet Ramadhan dan Rasi yang merupakan hasil pelepasliaran.
Kemudian teridentifikasi adanya 2 satwa macan tutul lama atau penghuni asli Gunung Ciremai. Yang terbaru, kembali terdetekai 3 macan tutul yang sedang dalam proses identifikasi.
"Jadi kita identifikasi apakah 3 macan tutul itu adalah individu yang sama atau berbeda. Ini bisa kita cek satu-satu dengan membandingkan fotonya, pola tutul, bentuk telinga dan lainnya," katanya.
BACA JUGA:Satwa Mangsa Melimpah di Gunung Ciremai, Kepala BTNGC Jamin Macan Tutul Jawa Tak Kekurangan Makanan
Ditambahkan Dwi, adanya indikasi penambahan populasi Macan Tutul Jawa tentu menjadi kabar gembira sekaligus penanda bahwa ekosistem di Gunung Ciremai terjaga dengan baik.