Pengelola TNWK memang telah memasang GPS Collar. Alat tersebut digunakan untuk memonitor posisi dan daerah jelajah gajah.
Selain itu, alat tersebut juga untuk mendeteksi konflik secara dini. Terutama konflik dengan penduduk di sekitaran kawasan TNWK.
Melalui GPS Collar, jelas Hermawan, pergerakan gajah Dugul termonitor dengan jelas. Gajah liar Preman Way Kambas ini termonitor berada di kawasan TNWK dan ladang masyarakat desa penyangga.
Memang, Hermawan curiga terhadap Dugul. Sebelum ditemukan mati, pada 16 Desember 2023, Dugul terlihat dalam kondisi kurus.
BACA JUGA:Waspada! Inilah 6 Jenis Tanaman yang Bahaya dan Jadi Ancaman Kesehatan untuk Kucing
Pada saat itu, Dugul terlihat oleh tim patroli penanggulangan konflik satwa Seksi PTN Wilayah III Kuala Penet.
Mendapati hal itu, tim melakukan pemantauan posisi dan track melalui aplikasi dan alat telemetri. Selain itu fesesnya diperiksa di laboratorium.
“Hasil pemeriksaannya banyak telur cacing baik Paramphistomum sp dan beberapa jenis yang lain," ungkap Hermawan.
Bahkan, satu hari sebelum ditemukan tak bernyawa, Dugul masih termonitor oleh aplikasi tracker GPS Collar. Pada 23 Desember 2023, pukul 21.00 WIB, posisi Dugul terpantau di rawa dekat arena atraksi PLG.
BACA JUGA:4 Inspirasi Tanaman Hias Janda Bolong untuk Dekorasi Rumah
Dugul yang dijuluki Preman Way Kambas ini memiliki lingkar dada (LD) 411 cm. Tinggi bahu (TB) 274 cm. Kemdian berat badan (BB) 4.303 kg.
Jika dilihat dari data itu, Dugul memang gajah tinggi dan besar. Walau tak punya gading, wajar jika ditakuti oleh kawanan gajah yang lain. Selamat jalan Dugul. (*)