Dijelaskan Pak Bas -sapaan akrab Basuki Hadimuljono- terowongan Tol Cisumdawu dibangun dengan segmen-segmen yang merupakan sambungan.
Sambungan antar segmen tersebut, selama ini tidak diperhatikan. Namun pasca gempa kemudian masyarakat memperhatikan hal tersebut.
Bahkan kemudian PT Citra Karya Jabar Tol (PT CKJT) selalu pengelola Tol Cisumdawu menunjukkan pembersihan kotoran yang dikira retakan pada segmen tersebut.
Pasca pembersihan terlihat jelas bahwa yang dimaksud retakan adalah akumulasi kotoran pada segmen dinding terowongan.
BACA JUGA:4 Tanda Kucing Sayang Dengan Pemiliknya, yang Jarang Ditunjukan
Kendati demikian, Basuki menegaskan, tim ahli Kementerian PUPR tetap memastikan keamanan dari twin tunnel ikonik tersebut dan dipastikan bahwa terowongan aman dilalui.
"Tapi (terowongan) aman dilalui. Masih aman dilalui," kata Basuki memastikan keamanan dari terowongan tol yang berada di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang tersebut.
Keterangan ini diperkuat pernyataan Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian. Menurut dia, dari pemeriksaan diketahui bahwa bagian yang dikira retak ternyata akumulasi kotoran.
"Kita cek, itu bukan retak. Itu akumulasi debu-debu yang terbang, terkumpul di situ karena di joint (sambungan) tidak terlalu rata," kata Hedy dalam keterangannya.
BACA JUGA:Ini 5 Jenis Kucing Pembawa Keberuntungan dan Hoki, dari Dulu Hingga Sekarang
Meski begitu, Hedy mengaku sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terutama pasca gempa di Kabupaten Sumedang yang sudah terjadi sebanyak 7 kali.
Hasil dari penyelidikan dan pemeriksaan tersebut akan segera dilaporkan. Namun pihaknya menilai bahwa twin tunnel Tol Cisumdawu aman dilalui kendaraan.
Sebagai informasi, terowongan Tol Cisumdawu dibangun dengan menggunakan New Austrian Tunneling Methods (NATM).
Metode ini diimplementasikan dengan penggalian secara bertahap. Cara ini, cocok untuk menangani material tanah vulkanik.
BACA JUGA:Perbedaan di Jepang dan Indonesia saat Terjadi Gempa, Warga Kompak Dapat Notifikasi di HP
Terowongan kembar Tol Cisumdawu juga sanggup bertahan selama 100 tahun mendatang, karena konstruksinya dirancang demikian. (*)