RADARKUNINGAN.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan berdampak pada industri rotan di Kabupaten Cirebon yang mengandalkan pasar ekspor.
Bahkan di tahun 2023 terlihat ada penurunan signifikan. Oleh karena itu, perlu dicari pasar baru untuk meningkatkan ekspor rotan Cirebon.
Hal itu, diungkapkan Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin saat mengunjungi Desa Tegalwangi.
Dia mengaku, memiliki komitmen meningkatkan ekspor produk rotan Cirebon ke berbagai negara di Asia maupun Australia.
BACA JUGA:Jusuf Hamka Tegaskan Terowongan Tol Cisumdawu Tak Retak Pasca Gempa Sumedang: Karya Anak Bangsa
"Ekspor rotan kita pada 2023 menurun dibanding 2022 harapan saya tahun ini meningkat lagi, kita akan cari pasar negara lainnya," kata Bey di Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon.
Pihaknya mengaku, akan membantu mencari pasar baru. Sehingga produk dan pemasaran rotan dari Cirebon dapat dikembangkan.
Selain itu, pria asal Cirebon itu meminta agar diversifikasi produk rotan juga diperbanyak. Sehingga bisa terus menjadi produk andalan ekspor.
"Ini harus lebih dikembangkan lagi ke depan karena ini adalah salah satu produk unggulan kita, jadi harus lebih banyak lagi diversifikasi produknya," katanya.
Bey menuturkan, prospek produk rotan khas Cirebon sejauh ini sangat baik. Rata-rata rotan yang diekspor diolah menjadi produk furnitur.
"Prospek rotan sangat baik, dan ini jadi salah satu produk unggulan Jabar yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu," ucapnya.
Saat peninjauan di Satuan Pelayanan yang berada di bawah UPTD Industri Pangan Olahan dan Kemasan Disperindag Jabar ini, tampak para pekerja yang merupakan warga lokal tengah memproduksi rotan menjadi kursi, meja, lemari maupun anyaman.
Sejak dulu Kabupaten Cirebon memang dikenal sebagai eksportir olahan rotan. Desa Tegalwangi di Kecamatan Weru bahkan memiliki kampung wisata Rotan Galmantro, yang mana hampir seluruh warganya adalah pengrajin rotan.
BACA JUGA:Inilah 5 Ciri Kucing Membawa Berkah untuk Majikannya, Siap-Siap Dikelilingi Hoki!