Keantikan berikutnya adalah nama desa tersebut diambil dari nama pendiri dan binatang kesayangannya. Diambil nama belakang keduanya menjadi nama desa.
Menurut cerita, Nama Sumbakeling diambil dari salah satu cerita sosok pendiri desa tersebut. Namanya Pangeran Kesuma.
Pangeran itu memiliki tunggangan berupa kuda. Kuda yang ditungganginya itu berwarna hitam. Masyarakat setempat menyebut dengan Kuda Hitam atau Kuda Keling.
Konon, gabungan nama antara Sang Pangeran dengan Kuda Keling inilah yang mendasari nama desa ini.
BACA JUGA:Apakah Kucing Boleh Makan Nasi Dicampur Ikan? Temukan Jawaban di Sini, Oh Ternyata...
Dulu desa ini diberi nama Sumakeling. Nama itu berasal dari kata Suma dan Keling.
Suma mengambil nama belakang Sang Pangeran. Sementara Keling mengambil nama kuda tunggangan sang pangeran yang berwa hitam atau keling.
Seiring dengan perjalanan waktu, nama Sumakeling ini pun berubah menjadi Sumbakeling. Tak ada penjelasan sejarah mengenai alasan perubahan mama tersebut. Namun perubahan itu sudah berlangsung lama.
Selain Pangeran Kesuma banyak pula pinisepuh di desa itu yang peninggalannya dikeramatkan. Misalnya Pangeran Kesuma sendiri, situsnya berada di Blok Gibug.
BACA JUGA:Kapan Dibuka? Pahami Sebelum Mendaftarkan, Berikut Ini Syarat KUR BRI 2024 yang Harus Anda Tahu!
Kemudian ada Pangeran Surya Kencana dijadikan situs di Blok Sisabuk. Ada lagi Buyut Tanding, bukti peninggalan sejarahnya berada di Blok Siwedus.
Ada situs di Kebon Balong. Masyarakat setempat meyakini situs tersebut peninggalan Buyut Nyi Mas Pakungwati (Canting Mas), petinggi dari Kasultanan Cirebon.
Masih banyak situs sejarah di desa ini yang belum diketahui latar belakangnya. Seperti situs di Hulu Dayeuh, Puser Dayeuh dan Kaki Dayeuh.
Itulah sekilas sejarah Desa Sumbakeling. Desa ini merupakan salah satu desa terantik sekaligus tertua di Kabupaten Kuningan. (*)