RADARKUNINGAN.COM - Ternyata pembentukan Desa Cilimus ini juga ada maksud politis. Desa ini direncakan menjadi pusat pemerintahan darurat, jika Keraton Kasepuhan dibumihanguskan Belanda.
Sejarah mencatat, lahirnya Desa Cilimus tersebut bebarengan dengan banyaknya aksi pemberontakan terhadap Belanda. Di antaranya datang dari penggede Keraton Kasepuhan Cirebon.
Belanda tak segan-segan melakukan aksi bumi hangus jika terus terjadi pemberontakan. Hal itu pernah dilakukan Belanda dengan mengebom Keraton Banten karena pemberontakan yang dilakukan oleh Sultan Banten.
Hal itu pulalah yang diantisipasi oleh para petinggi Keraton Kasepuhan. Selain upaya jangan sampai dibumihanguskan Belanda, juga mencari tempat alternatif jika gagal melobi Belanda.
BACA JUGA:Hasil Survei Jamparing Research di Kabupaten Kuningan, Pasangan AMIN Dominasi Suara Responden
Salah satunya dengan mendirikan Desa Cilimus. Desa yang diharapkan menjadi pusat pemerintahan darurat Keraton Kasepuhan Cirebon.
Maka tak salah jika Cilimus ini merupakan desa yang sangat istimewa, terutama bagi Keraton Kasepuhan. Karena itu sungguh menarik bila membahas Cilimus.
Seperti yang diunggah oleh akun Sedjarah Koeningan Community di media sosial facebook. Akun tersebut menulis dengan judul “Sejarah Desa Cilimus Kuningan”.
Tulisan tersebut dimulai dengan tinjauan secara etimologi. Cilimus berasal dari kata “cai” dan “limus” atau “cailimus” disingkat “Cilimus”.
BACA JUGA:Menjadi Dekorasi Indah Di Rumah, 3 Tanaman Hias Bunga Ini Memiliki Aroma Harum dan Keindahan Visual
Cilimus sebagaimana umumnya nama suatu tempat di tatar Sunda, selalu diawali dengan kata “Ci” atau “Cai” yang berarti air. Namun, kata ini mengandung arti suatu padukuhan atau tempat berdiamnya komunitas masyarakat.
Sementara daerah yang ditempati masyarakat tersebut banyak terdapat pohon Mangga Limus di sepanjang Sungai Cibacang. Cibacang sendiri berasal dari kata “cai” dan “embacang” atau nama lain dari mangga limus juga.
Sungai tersebut mengalir dari lereng Gunung Ciremai terus membujur ke arah timur hingga memasuki dan melewati suatu kampung yang bernama Tarikolot. Suatu kampung atau umbul, menurut istilah setempat.
Umbul itu merupakan pusat pemerintahan Pakuwon (Pakuwuan) Cilimus. Sebagai cikal bakal nama Desa Cilimus sekarang ini.
BACA JUGA:Kucing Kampung Dengan Kehidupan Liar, Memiliki 3 Penyakit Dapat Mengancam Keselamatannya