Mungkinkah Harimau Jawa Selamat dari Kepunahan? Kesaksian Warga di Kuningan Tahun 2016 Masih Ada

Senin 01-04-2024,07:05 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Misalnya, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kuningan, Gunung Prau, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Baluran dan Cagar Alam Cikepuh Kabupaten Sukabumi.

Peneliti Pusat Riset Biosistemika dan Evolusi BRIN, Wirdateti menjelaskan, analisa DNA tersebut menggunakan sampel pembanding sebagai verifikasi yakni dari Harimau Jawa berusia 60-100 tahun yang spesimennya disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB).

Analisa MEGA menunjukkan adanya kemiripan genetik antara sampel rambut yang ditemukan di Kabupaten Sukabumi dengan Harimau Jawa.

"Dari analisis mtDNA komprehensif ini kami menyimpulkan bahwa sampel rambut dari Sukabumi Selatan adalah milik harimau jawa, dan termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen museum harimau jawa yang dikumpulkan pada tahun 1930," tulis penelitian tersebut.

BACA JUGA:Jangan Kaku Jangan Malu, Ini Cara Silaturahmi Yang Baik Dan Benar Menurut Ajaran Islam, Simak Penjelasannya!

Namun peneliti juga menyatakan apakah harimau jawa benar-benar masih hidup dan belum punah di alam liar perlu diteliti lebih lanjut.

Di sisi lain, kesaksian terkait perjumpaan warga dengan Harimau Jawa juga tidak bisa dikesampingkan. Termasuk di Kabupaten Kuningan.

Tokoh masyarakat Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, Warno adalah salah satu yang mengaku pernah berjumpa dengan harimau jawa.

"Saksinya kepala Desa Cipedes, kami berdua melihat dengan jelas harimau itu," kata Warno yang keterangannya dikutip kembali dari dokumen pemberitaan radarkuningan.com pada 2016.

BACA JUGA:Awas Bisa Membahayakan Penumpang! Ini Bahaya Supir Mengantuk Saat Mudik Lebaran! Simak Penjelasannya

Dia lantas mendeskripsikan hewan yang disebutnya harimau itu. Jelas secara wujud berbeda dengan macan tutul jawa. Sebab, pola pada tubuhnya adalah loreng dan ukurannya memang cukup besar.

"Ukuran badannya memang besar. Saya sempat kaget, tapi sebenarnya ya sudah tahu kalau di Hutan Pinara masih ada," ungkapnya.

Warga di Desa Pinara, kata dia, banyak yang mengaku sering bertemu dengan harimau. Terutama mereka yang mengolah huma di hutan.

Kejadian didatangi harimau biasanya malam hari, ketika petani menjaga huma di hutan. Tetapi tidak pernah ada kejadian penyerangan.

BACA JUGA:Bikin Adem Masyarakat Kuningan, Sekda Dian: Sebelum Lebaran, Perbaikan Jalan Harus Sudah Selesai

"Biasanya cuma melintas saja dekat saung, tidak pernah kalau sampai menyerang," kata Warno, ketika itu.

Kategori :