"Seharusnya tidak ada penutupan pintu ke akses makam orang tua," tandas Patih Gugum, sapaan akrabnya.
Kendati demikian, pihaknya bersyukur tradisi Grebeg Syawal tetap dapat dilaksanakan. Selanjutnya, akan dilakukan musyawarah dengan keluarga terkait adanya kejadian itu.
Pihaknya akan mempertanyakan terkait penutupan pintu dan berharap ada solusi yang bisa ditempuh kedua belah pihak.
"Insya Allah nanti kami keluarga berembuk, akan musyawarah. Mudah-mudahan ada solusi," tegasnya.
BACA JUGA:M Ridho Suganda Putra Bupati Legendaris Kuningan Ambil Formulir Pendaftaran Cabup dari PDIP
Patih Sepuh mempertanyakan mengapa persoalan ini terus berulang dari tahun ke tahun. Pihaknya berharap, nantinya tidak ada lagi penutupan pintu atau penolakan serupa.
Seperti diketahui, akses pintu masuk Makam Sunan Gunung Jati yang digembok diduga masih terkait dengan polemik takhta di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Pasalnya di depan gerbang makam terdapat sebuah spanduk yang bernada penolakan terhadap Sultan Sepuh Luqman Zulkaedin. Penolakan tersebut mengatasnamakan Keluarga Besar Kesultanan Cirebon.
Sebagai informasi, terdapat 9 pintu utama menuju Makam Sunan Gunung Jatiyang masing-masing memiliki filosofi dan dijaga oleh petugas.
Pertama yang harus dilalui adalah Pintu Pasujudan, Pintu Gapura, Pintu Krapyak, Ratna Komala, Jinem, Rararoga, Kaca, Bacem dan Teratai.
Untuk peziarah biasanya tidak diperbolehkan masuk ke lokasi Makam Sunan Gunung Jati.
Biasanya hanya diperbolehkan sampai ke Pintu 4 yang ada di dekat Pesambangan.
Sedangkan pintu 5 sampai dengan 9 hanya boleh diakses oleh keturunan Sunan Gunung Jati dan keluarga besar Kesultanan Cirebon.
BACA JUGA:Spesimen Harimau Jawa Gunung Ciremai, Tinggal Bagian Kepala, Disimpan di Rumah Warga Kuningan
Lokasi ini, berada di Gunung Sembung yang di bagian puncaknya terdapat Makam Sunan Gunung Jati, makam Putri Ong Tien Nio dan para leluhur Kesultanan Cirebon.