Bukan hanya kesaksian pria bertanda penduduk Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah tersebut, sehingga dipasangi kamera. Namun, ada tanda lain yang mendasari pihak Balai TNGC memasang kamera.
Salah satunya adanya keterangan warga lereng Gunung Ciremai yang dalam beberapa tahun terakhir, sempat melihat harimau. Satwa tersebut, diyakini masih berada di dalam kawasan hutan TNGC.
Apalagi juga didukung data bahwa pada tahun 1968 pernah ada seekor harimau keluar dari hutan Gunung Ciremai. Satwa tersebut, ketika itu tertangkap dan dibunuh oleh penduduk yang tinggal di kaki gunung itu.
Padahal semua tahu, pada tahun 1980-an, harimau Jawa dinyatakan punah. Termasuk yang berada di habitat hutan Gunung Ciremai.
Apakah kamera trap berhasil mengabadikan penampakan harimau Jawa? Ternyata belum sekali pun satwa ini terekam kamera. Justru satwa lain yang banyak terekam.
Banyak yang meragukan keterangan Kristianto dan warga kaki Gunung Ciremai. Hampir tidak mungkin binatang buas ini berada di ketinggian 2950 mdpl.
Harimau ini merupakan salah satu satwa yang lebih sering menjelajah pada hutan-hutan di lereng bawah. Bukan di tempat yang mendekati puncak.
Bisa jadi yang dilihat Kristianto dan sejumlah warga tersebut itu adalah macan tutul. Selain mirip harimau secara sepintas, macan tutul memang menyukai tempat-tempat di ketinggian.
Apalagi tempat di ketinggian itu memiliki tebing-tebing curam. Atau, di tempat itu ada gua-gua di tepi jurang yang jarang dijamah manusia. Lokasi ini sangat disukai macan tutul. (*)