Hanya sayang, karena pekerjaan, Daeng Soetigna harus pindah ke Bandung. Apalagi setelah Kuwu Kucit meninggal dunia, angklung diatonis Citangtu terus meredup.
Tapi hebatnya, Pak Guru Daeng, justru berhasil mengembangkan musik angklung di Bandung. Bahkan dari tangannya lah, musik ini mendunia, seperti sekarang ini.
Angklung memang telah mendunia. Saat ini, Citangtu pun sudah maju, bukan desa lagi. Citangtu sudah menjadi salah satu kelurahan di Kecamatan Kuningan.
Hanya sayang, musik angklung pun sudah meredup di Citangtu. Bahkan tinggal kenangan. Tak ada lagi peninggalan kedua maestro tersebut yang tersisa. Semua sudah habis dimakan zaman. (*)