RADARKUNINGAN.COM - Tradisi sedekah bumi sudah ada sejak zaman dahulu. Kali ini, kami akan menelusuri lebih dalam dengan berdasar pada perspektif Abah Sangha Sundana.
Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang dirayakan masyarakat Kuningan, Jawa Barat, sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil panen dan penghormatan kepada alam.
Tradisi ini sarat makna dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu budayawan ternama Kuningan, Abah Sangha Sundana, memiliki pandangan yang mendalam terkait tradisi sedekah bumi.
Menurut beliau, tradisi ini bukan sekadar ritual atau pesta, melainkan mengandung makna spiritual dan filosofis yang penting.
Sedekah Bumi Menjalin Harmoni dengan Alam
Abah Sangha Sundana menjelaskan bahwa sedekah bumi berakar dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang senantiasa menjunjung tinggi keseimbangan dan harmoni dengan alam.
Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur atas karunia alam dan bentuk penghormatan terhadap leluhur yang telah menjaga dan memeliharanya.
"Sedekah bumi berbicara tentang manusia dan alam, sehingga manusia tidak boleh merusak apalagi menguasainya," tutur Abah.
Beliau menekankan bahwa inti dari tradisi ini adalah kesadaran untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga kelestariannya.
Lebih dari Sekadar Ritual
Abah Sangha Sundana meyakini bahwa sedekah bumi bukan sekadar ritual yang dipenuhi dengan sesajen dan pertunjukan.
Tradisi ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai momen untuk introspeksi diri dan memperkuat rasa persaudaraan antar warga masyarakat.
"Sedekah bumi menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan gotong royong antar warga," jelas Abah.