RADARKUNINGAN.COM - Suara jangkrik menjadi latar belakang di habitat alami tikus terutama pada malam hari ketika tikus aktif mencari makan.
Di alam liar, suara jangkrik juga bisa menjadi penanda adanya predator yang berburu di malam hari, seperti burung hantu, dan ular.
Tetapi, kamu harus ketahui, secara ilmiah memang ada penjelasan mengapa tikus seakan takut dan cenderung menghindar jika ada suara jangkrik di dalam radiusnya.
Tentu ada berbagai faktor dan alasan yang melatarbelakangi, kali ini akan menjawab pertanyaan terkait kenapa tikus takut suara jangkrik secara lebih detail. Simak beberapa fakta di bawah ini, yuk.
BACA JUGA:4 Pemain yang Bakal Gabung ke Persib Bandung di Musim 2024-2025: Urutan Pertama Ada Pemain Persija!
Secara ilmiah, rasa takut tikus terhadap suara jangkrik dapat dijelaskan melalui konsep perilaku evolusioner dan respons biologis terhadap ancaman potensial di lingkungannya.
Tikus, sebagai hewan nokturnal, bergantung pada indera pendengaran yang tajam untuk mendeteksi ancaman di lingkungan mereka.
Suara jangkrik merupakan suara khas lingkungan malam hari, sehingga dapat menandakan adanya predator.
Selain itu, tikus memiliki mekanisme stres dan kewaspadaan yang tinggi akan suara-suara yang tak dikenal atau intens, tentu bisa memicu respons bertarung atau melarikan diri bagi si tikus.
Suara jangkrik terdiri dari frekuensi tinggi yang sering berada dalam rentang pendengaran tikus.
Tikus memiliki pendengaran yang sangat peka terhadap suara berfrekuensi tinggi.
Sebagai informasi, suara jangkrik biasanya berada dalam rentang frekuensi 2.000 hingga 5.000 Hz (2 – 5 kHz).
Frekuensi ini bervariasi tergantung pada spesies jangkrik dan konteks suara yang dihasilkan, seperti suara panggilan untuk menarik pasangan atau suara teritorial.