Pegerakan Pangeran Kuningan dan pasukannya, membuat pasukan Pajajaran dan Portugis di Sunda Kelapa terkepung.
Di sisi barat ada pasukan dari Kesultanan Banten, di sisi timur ada pasukan darat Kesultanan Cirebon.
Posisi tersebut juga dipertebal dengan pasukan aliansi Cirebon - Demak. Peperangan aliansi itu, akhirnya dapat dimenangkan.
BACA JUGA:Tips untuk Pemula, 9 Jenis Tanaman Hias yang Mudah Dirawat dan Cepat Tumbuh
Koalisi Pajajaran - Demak yang begitu kuat, runtuh dengan serbuan dari koalisi Kesultanan Cirebon - Demak - Banten dan Kuningan.
Sayangnya, peran Pangeran Kuningan sendiri sepertinya kurang tersorot bila memperhatikan naskah lainnya. Bahkan kerap kali dianggap sebagai mitos atau sekadar cerita rakyat.
Keberadaan Pangeran Kuningan - Fatahillah dalam perang Sunda Kelapa melawan Portugis itu, masih diperdebatkan di kalangan sejarawan.
Penetapan Hari Lahir Jakarta pada 22 Juni 1572 merupakan gagasan dari Walikota Jakarta periode 1953 - 1958, Sudiro.
BACA JUGA:Efektif Cegah Ular, Berikut 6 Cara Menggunakan Kapur Barus Untuk Menangkal Ular
Sebelum menetapkan tanggal itu, Sudiro meminta 3 orang ahli yakni Mohammad Yamin, Dr Sukanto dan Sudarjo Tjokrosiswoyo melakukan penelitian.
Lantas penelitian tersebut dibuat dalam sebuah laporan dengan judul "Dari Jayakarta ke Jakarta."
Sudiro merumuskan Hari Lahir Jakarta menggunakan tanggal 22 Juni 1527, karena tidak mau mengikuti versi Belanda.
Sebab, Pemerintah Kolonial Belanda menggunakan tanggal 30, Mei 1619 sebagai Hari Lahir Jakarta menandai penaklukan Jayakarta oleh Jan Pieterszoon Coen.
BACA JUGA:Torino Tuntaskan Transfer Pelatih Venezia, Bek Timnas Indonesia Jay Idzes Ikut Merapat?
Pada saat itu pula, berganti nama dari Jayakarta menjadi Batavia seiring Pemerintah Hindia Belanda berkuasa.
Di tahun 2024 ini, Jakarta memperingati HUT ke 497 atau 22 Juni 2024 nanti, tentu kisah sejarah seperti Pangeran Kuningan, Fatahillah dan peran Sunan Gunung Jati dalam momen tersebut tidak boleh terlupakan.