RADARKUNINGAN.COM - Ada peran Pangeran Kuningan, Fatahillah hingga Sunan Gunung Jati dalam perang Sunda Kelapa 22, Juni 1497 yang kini diperingati sebagai HUT Jakarta. Sayangnya, eksistensi mereka seringkali terlupakan.
Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta yang diperingati setiap 22 Juni, dilatarbelakangi peristiwa perang aliansi antara koalisi Pajajaran - Portugis dan koalisi Kesultanan Cirebon - Kuningan, Kesultanan Demak, dan Kesultanan Banten.
Di peperangan yang kemudian mengubah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta itu, Sunan Gunung Jati mengutus Fatahillah yang turut didampingi Pangeran Kuningan atau Raden Kemuning.
Bila menyadur pada versi sejarah Cirebon - Kuningan, HUT Jakarta yang diperingati tidak lepas dari peran Sunan Gunung Jati, Fatahillah dan Pangeran Kuningan.
BACA JUGA:5 Cara Memilih Tanaman Indoor untuk Dekorasi di Dalam Ruangan, Biar Gak Salah Pilih!
Siapa sebenarnya Pangeran Kuningan?
Jurnal Tamaddun IAIN Syekh Nurjati (UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon) melakukan rekonstruksi terhadap sososk Pangeran Kuningan dalam Sejarah Cirebon.
Tulisan tersebut merupakan penelitian gabungan yang dilakukan Idan Dandi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dr Tendi dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Sosok Pangeran Kuningan merupakan putra dari Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien yang menikah di Luragung, Kabupaten Kuningan.
"...sawarsa tumuli Ki Sarip atĕmu tangan lawan putri Ong Tin ing warsa ning Walandi sahasra patangatus wolung dasa pinunjul siji.”
Artinya; Dengan puteri Ong Tin (pernikahanya terjadi) pada tahun Belanda, seribu empat ratus delapan puluh satu."
Dari pernikahan yang terjadi di Luragung itu, lantas lahir seorang anak yakni Pangeran Kuningan.
Semasa tinggal di Luragung, Sunan Gunung Jati - Putri Ong Tien menetap di rumah Ki Jayaraksa atau Ki Gedeng Luragung.
BACA JUGA:Gak Akan Kecewa! Ini 4 Tempat Ngopi Hidden Gem di Kuningan Jawa Barat, yang Patut Dicoba