Sehingga memerlukan tim yang kuat dan tambahan pemain naturalisasi, agar dapat bersaing. Setidaknya mengusung target peringkat 3 atau 4 di klasemen akhir Grup C.
Karena itu, Hasani kembali mengusulkan agar kasus Paes ini tidak buru-buru dibawa ke CAS. Tetapi mengutamakan jalan keluar lainnya.
Paling penting, kata dia, tim hukum dari PSSI mempelajari regulasi FIFA dan mencari celah. Kemudian melakukan konsultasi dengan Tim Legal FIFA.
"Kalau ada yang lebih teliti datang ke FIFA, bila perlu sekarang terbang ke FIFA, ketemu tim legal."
"Saya melihat ada beberapa celah dari regulasi yang ada. Biarkanlah sekarang tim dari federasi yang bekerja," bebernya.
Hasani menekankan bahwa dispensasi dari FIFA tidaklah mudah diperoleh. Namun, jika berhasil, itu akan menjadi langkah cepat dan efektif untuk mengatasi situasi ini. PSSI perlu menyusun argumen yang solid dan menyampaikan urgensi kebutuhan akan Paes dalam tim.
Beberapa poin yang mungkin dapat dijadikan alasan meliputi:
Potensi dan Kualitas: Paes memiliki kemampuan yang luar biasa dan dapat memberikan dampak signifikan bagi performa Timnas Indonesia.
Kebutuhan Mendesak: Dengan kualifikasi Piala Dunia 2026 yang semakin dekat, kehadiran Paes bisa menjadi faktor kunci dalam meningkatkan peluang Indonesia.
Meskipun Maarten Paes belum tercantum dalam daftar sidang CAS terbaru, masih ada harapan bagi dia untuk membela Timnas Indonesia.
BACA JUGA:Indonesia vs Vietnam U-16, 'Nguyen' CS Dicukur 5 Gol tanpa Balas, Juara 3 ASEAN Boys Championship
Hasani Abdulgani menekankan pentingnya mencari alternatif seperti dispensasi dari FIFA dan menggalang dukungan publik.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, PSSI optimis bahwa Maarten Paes bisa segera bergabung dengan Timnas Garuda dan membantu meraih prestasi di kancah internasional.