"Brisbane adalah klub yang sangat besar, bermain di kompetisi yang sangat kuat, saya bersemangat untuk bermain di sini dan pindah ke belahan dunia lain untuk melangkah keluar dari zona nyaman saya. Saya akan mencetak gol dan memberikan asis," tutur Struick.
BACA JUGA:Tradisi Ngobyak Ikan di Kuningan, Emak-emak Mendominasi Hasil Tangkapan
BACA JUGA:Imbas Kisruh di PON Aceh-Sumut 2024, PSSI Bakal Turunkan Wasit Liga 1 dan Liga 2, Ada Apa?
Rafael Struick bukan sosok Indonesia terbaru yang gabung The Roar. Setidaknya, hal itu sudah terjadi sejak zaman Shin Tae-yong.
STY pelatih Timnas Indonesia saat ini, rupanya juga pernah membela Brisbane Roar. Itu terjadi pada tahun 2005.
Meski begitu, karier STY di Brisbane Roar cukup singkat. Pria asal Korea Selatan itu hanya mencicipi kompetisi Liga Australia hanya satu kali.
Cedera lutut yang dialami STY, memaksa dirinya untuk pensiun tak lama setelah gabung klub A-League itu.
BACA JUGA:Media Korea Bocorkan Rencana Besar STY untuk Timnas Indonesia, Ternyata Sudah Lama Dipersiapkan
BACA JUGA:Ketahui, Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Keutamaan Merayakannya
Beberapa tahun berselang, eks Striker Timnas Indonesia lainnya, Sergio van Dijk, juga pernah membela Brisbane Roar.
Pemain berdarah Belanda itu, bermain di sana pada tahun 2008 hingga 2010.
Van Dijk, yang saat itu belum berpaspor Indonesia, punya catatan apik di Brisbane Roar.
Dua musim di sana, ia bisa membuat 27 gol dari 51 laga. Ia kemudian cabut pada 2010, dan tak lama kemudian memilih dinaturalisasi Indonesia.