Dalam sehari, rata-rata 50 kilogram ulat magot dihasilkan di atas lahan seluas 256 meter persegi.
Tidak disangka, budidaya magot yang awalnya hanya untuk pakan ternak dan ikan ini, justru berhasil mendatangkan cuan.
BACA JUGA:Upgrade Teknik Berkendara, Perdana Jajal R15 Connected di Sirkuit Gery Mang Bareng Pembalap Yamaha
"Sebenarnya ini yang tadi saya bilang, sampah di Arunika, diolah, didaur ulang. Rencana jangka panjang juga ada. Untuk sementara, kita daur ulang atau manfaatkan sampah organik Arunika sebagai budidaya magot," tutur Ade.
Meskipun awalnya hanya untuk kebutuhan pakan ikan di lahan pribadi, jika ada warga lain yang memerlukan magot, dirinya bisa melayani.
"Ya kalau ada yang beli, ya kita jual. Banyak, mulai keteteran malah," imbuhnya.
Bahkan, banyaknya pesanan membuatnya keteteran memenuhi permintaan. Lantaran, jumlah pesanan terus bertambah setiap harinya.