RADARKUNINGAN.COM - Tempat ini sangat unik. Namanya Punjung Buncak yang merupakan mata air, digunakan untuk ritual pemujaan.
Tempat ini pula yang menjadi asal-usul desa tertinggi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Desa ini berada di lereng Gunung Ciremai dengan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Di desa ini, selain Punjung Buncak, juga ditemukan banyak peninggalan bersejarah. Artefak dan situs-situsnya masih bisa disaksikan hingga sekarang ini.
Desa tertinggi ini bernama Desa Puncak. Desa ini masuk dalam wilayah Kecamatan Cigugur. Kecamatan yang lokasinya persis di kaki Gunung Ciremai.
BACA JUGA:Jagara Ecopark, Tempat Wisata Baru dengan Pemandangan Indah Waduk Darma
Nama Desa Puncak ini memang unik. Informasi yang diperoleh dari dokumen sejarah Kabupaten Kuningan, nama desa ini berasal dari mata air di lereng Gunung Ciremai.
Mata air tersebut, dulu digunakan untuk pemujaan masyarakat setempat. Namanya Bujung Bunjak. Dalam bahasa Sunda setempat berati tempat pemujaan yang berair alias becek.
Bujung Bunjak ini berada di Kampung Parenca. Tempat ini hingga sekarang masih dikeramatkan. Juga masih banyak dikunjungi oleh wisatawan. Baik lokal maupun dari luar kota.
Namun ada informasi lain jika nama desa seluas sekitar 1.388 hektar itu bukan berasal dari Bunjak. Melainkan dari nama kata “puncak” karena lokasinya paling tinggi.
BACA JUGA:Angin Kumbang dan Faktor Gunung Ciremai Diperkirakan Masih Terjadi
Hal ini memang lebih masuk akal. Karena desa ini berada di paling ujung dan tembus ke arah puncak gunung tertinggi di Jawa Barat.
Dulu desa ini dibagi menjadi 3 dusun. Yaitu Dusun Babakanmulya, Ciwuni dan Mulyaasih. Hanya belakangan Dusun Babakanmulya memisahkan menjadi desa mandiri.
Kemudian 2 dusun yang tersisa, karena pertambahan penduduk yang pesat, juga dimekarkan menjadi 8 dusun.
Meliputi Dusun Ciwuni 1, Ciwuni 2, Pasawahan, Cikoneng, Karanganyar, Pakembaran Kidul, Pakembaran Kaler, dan Mulyaasih.
BACA JUGA:Tinggalkan Motor Dihutan, Korban Tersesat Karena GPS Sudah Kembali ke Rumahnya