Pada umumnya, masyarakat Desa Puncak bermata pencaharian sebagai petani.
Hampir setiap kepala keluarga memiliki lahan sawah. Selain persawahan, di desa ini juga ada beberapa obyek wisata, resto dan vila.
Desa ini, dulu dimungkinkan pernah menjadi bagian dari Kerajaan Mataram. Hal tersebut ditandai dengan penemuan pusaka berupa potongan bambu, kulit kayu dan daun lontar.
Peninggalan yang sekarang sudah menjadi pusaka Desa Puncak ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Bahasa yang biasa digunakan oleh Kerajaan Mataram.
BACA JUGA:Ikuti GPS Untuk Pulang Dari Cirebon, Remaja Asal Kuningan Tersesat Di Hutan
Selain tulisan di bambu, daun lontar dan kulit kayu, di desa ini juga ditemukan Keris Wesi Kuning dan Dedek Merang.
Keduanya melambangkan kedigdayaan dan kesejahteraan bagi warganya.
Sebelum masyarakat desa tersebut menganut agama Islam, kemungkinan sudah terlebih dahulu memiliki kepercayaan Hindu dan Budha. Hal ini ditandai dengan ditemukannya patung atau arca kecil dari batu.
Patung itu ditemukan di Balong Gede pada tahun 1950. Tepatnya di bawah pohon Cempaka Putih. Lokasi ini sekarang berada di sekitar Balai Desa Puncak.
BACA JUGA:Pohon Tumbang Nutup Jalan Cirebon Kuningan, Lalu Lintas Dialihkan Sementara
Inilah Desa Puncak, desa tertinggi di Kabupaten Kuningan. Di desa ini selain subur dan terdapat banyak destinasi wisata, juga memiliki peninggalan sejarah yang menarik untuk dikunjungi. (*)