KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Baru-baru ini, tiga macan tutul terekam kamera trap yang dipasang di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Menurut Direktur Peduli Karnivor Jawa, Didik Raharyono, ketiga hewan tersebut, merupakan penghuni asli Taman Nasional Gunung Ciremai.
Dijelaskan Didik Raharyono, temuan feses pada tahun 2018 lalu atau tepatnya dua hari sebelum Slamet Romadon dilepas, menguatkan temuan bahwa di TNGC ada penghuni native macan tutul.
"Bahwa temuan feses tahun 2018, menjadi terkuatkan oleh temuan teman TNGC saat ini, bahwa ada penghuni native macan tutulnya," jelasnya kepada Radar Kuningan, Jumat, 27 Desember 2024.
BACA JUGA:IPSI Kuningan Gelar Workshop Kepelatihan, KONI Beri Apresiasi
Sebelumnya jelas Didik, warga sekitar TNGC, sempat menemukan fases milik macan tutul. Namun pada saat itu, tidak terlalu dihiraukan.
"Dimana dulu, laporan warga melihat tanda kehadiran macan tutul dari bukti fesesnya selalu diabaikan, atau dianggap sebagai data yang sumir," imbuhnya
Dikatakannya, dengan diperolehnya 3 Macan Tutul Jawa yang terekam kamera trap TNGC, cukup membuktikan bahwa hal tersebut merupakan eksistensi penghuni asli TNGC.
"Dengan diperolehnya foto 3 sosok macan tutul jantan, membuktikan bahwa masih ada eksistensi macan tutul penghuni asli TNGC. Kamera trap kemarin menjadi temuan prestisius untuk Balai TNGC," tutur Didik.
BACA JUGA:Anggota DPRD Kuningan Jelaskan Raperda Inisiatif, Apa Itu?
Didik menambahkan, sebelumnya, pada tahun 2013 hingga tahun 2014, hasil pemantauan kamera trap dapat mendeteksi satu ekor macan tutul Jawa yang diperkirakan berusia tua.
"Walaupun pemantauan kamera trap tahun 2013-14, hanya terdeteksi pejantan satu ekor dan tua," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, baru-baru ini Balai TNGC merilis hasil pantauan satwa liar khususnya Macan Tutul.
Dari hasil pantauan selama Juni hingga Desember 2024, terpantau ada 3 Macan Tutul asli Gunung Ciremai.
BACA JUGA:Berperilaku Baik, 9 Terpidana Lapas Kuningan Terima Remisi Khusus Natal