“Kami berkomitmen untuk membantu petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit agar produksi pertanian tetap optimal dan mendukung ketahanan pangan daerah,” ungkap Wahyu.
BACA JUGA:Diduga Selewengkan Dana Desa, Kuwu Lebakwangi Mengundurkan Diri
BACA JUGA:Balik ke Indonesia, si Kurus Bantah Bakal jadi Asisten Pelatih Patrick Kluivert
Wahyu mengatakan, gerakan pengendalian yang dilakukan di Desa Wanasaraya ini mencakup berbagai metode pengendalian.
Seperti penggunaan agen hayati, penyemprotan pestisida yang ramah lingkungan, serta pemberdayaan petani dalam menerapkan teknik budidaya yang dapat mengurangi risiko serangan hama.
"Beberapa jenis OPT yang menjadi fokus pengendalian di antaranya penyakit BLB/kresek, blas dan hama berupa penggerek batang (sundep/beluk), wereng coklat, wereng hijau (tungro), tikus, Hama Putih Palsu (HPP), dan ulat grayak," sebut mantan Kepala Diskominfo Kuningan tersebut.
Untuk di Wanasaraya, dilakukan pengendalian OPT BLB (Bacterial Leaf Blight) yakni gerakan pengendalian OPT yang menyebabkan penyakit blas dan kresek pada tanaman padi.
BACA JUGA:Kepala Desa Lebakwangi Didemo Warganya Sendiri, Terkait Anggaran Dana Desa
Penyakit kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang menyerang daun padi.
"Penyakit ini berawal dari genangan air yang menyebabkan tanah tidak sehat dan mudah terinfeksi jamur dan bakteri. Kemudian daun padi yang terserang akan terlihat kuning dan lama-kelamaan akan mati. Dan untuk pengendalian dilakukan sejak awal, terutama pada musim hujan seperti saat ini,” jelasnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan berharap gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran petani dalam melakukan pengendalian hama secara tepat guna, sehingga produktivitas pertanian di daerah ini tetap terjaga.