BACA JUGA:Jadi Inspirasi, Aldi Satya Mahendra Meet & Greet dengan Siswa SMK Negeri 3 Bangli Bali
Karena menurut Memed, rekan lain yang seprofesi, mengalami lonjakan pesanan yang serupa seperti yang dialami dirinya.
"Kendala yang ada biasanya bunganya susah, bahannya udah pada habis jadi terakhir dikerjakan hari ini paling sore selesai, karena ini kejar waktu. Semuanya ingin cepat jadi dan pengantaran juga melalui pihak toko," jelas Memed.
Dijelaskannya, bukan hal mudah merangkai karangan bunga dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Selain faktor ketersediaan bahan baku, karyawan yang terlibat dituntut semakin aktif dan cepat dalam mengerjakan satu-persatu pesanan.
BACA JUGA:PSSI Ungkap Nasib Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia U20 Gagal di Piala Asia
Saking banyaknya pesanan yang datang bersamaan, ia menerapkan sistem lembur agar pesanan dapat selesai dan dikirim tepat waktu.
Untuk harga jual, Memed mematok tarif berbeda. Dari mulai Rp400 ribu hingga 1,5 juta. Semuanya tergantung bahan dan ukuran yang dipilih.
"Pengerjaan dilakukan paling lama 2 jam dan rentang harga mulai dari 400 ribu hingga 1 juta. Tapi ada juga yang 1,5 juta," jelasnya.
Untuk ukuran, dirinya menerima pesanan dengan 2 x 1 meter, 2 x 1,25 meter dan 2 x 1,5 meter (paling besar).
BACA JUGA:Kuy Gaskeun! Inilah 3 Tempat Wisata Fantasi di Bogor yang Sangat Mengasyikan
"Ukuran yang biasa dipesan biasanya yang kecil dan sedang. Ukuran paling besar biasanya orang tertentu saja," jelasnya.
Pengakuan senada diutarakan Onoy. Dirinya bahkan mengaku kewalahan karena harus bolak balik mengantarkan pesanan ke Pendopo Kuningan.
Meski begitu, Onoy mengaku senang karena momen 5 tahun sekali itu, menjadi berkah bagi perekonomian keluarganya.
"Semua karyawan bolak balik, lima tahun sekali. Alhamdulillah berkah," ungkapnya Onoy.