"2 tahun lalu saya pindah ke Indonesia untuk bermain di tim nasional Indonesia untuk membantu mengembangkan hoki di sini. Pengaruh dialek Rusia pada para pemain ternyata menjadi proses yang sangat lucu. Tanpa air mata Anda tidak akan melihatnya," tulisnya dikutip radarkuningan.com.
Savelii Molchanov terbilang masih sangat muda. Usia baru 19 tahun. Ia lulusan dari Akademi Sochi, Rusia, punya skill tajam dan kecepatan sebagai seorang penyerang.
BACA JUGA:Kisah Perjalanan Biker XMAX Tembus 12 Negara Untuk Bisa Umrah di Tanah Suci Mekah
Sebelumnya ia main di Phoenix Tangerang, Indonesia. Di mana di timnas Savelii Molchanov ini adalah pencetak utama timnas Indonesia.
Selanjutnya adalah Evgenii Nurislamov. Ia adalah veteran berpengalaman tinggi. Dengan usianya yang telah menginjak 43 tahun, ia telah main di 154 laga di KHL atau Liga Top Rusia hingga bermain di Amerika juga.
Pemain lainnya adalah Artem Bezrukov, veteran yang berposisi sebagai pemain bertahan dan Adel Khabibullin, pemain 23 tahun yang bermain sebagai penjaga gawang.
Dengan kehadiran mereka berempat, Timnas Hoki Es Indonesia menjadi lebih kuat.
Keputusan untuk menaturalisasi pemain dari Rusia ini jelas strategi tepat dari FHEI untuk target jangka pendek emas SEA Games dan jangka panjang naik divisi dunia IIHF.
Meskipun para pemain naturalisasi berhasil memberikan dampak yang instan, namun pengaruh pemain-pemain lokal juga enggak bisa dianggap remeh.
Dengan banyak pemain muda, hasil pembinaan jangka panjang FHEI selama 8 hingga 10 tahun terakhir, kini mulai menampakkan hasil.
Di SEA Games 2025, Timnas Hoki Es Indonesia sendiri banyak diisi oleh generasi muda berusia 16 hingga 19 tahun yang dibina sejak kecil di ring-ring Jakarta seperti BX Ring atau Mall Taman Angkrek.
Pemain lokal ini jadi tulang punggung tim dengan energi tinggi, kecepatan, dan mental juang yang bikin tim bisa comeback dramatis di partai final.
Sebut saja Lukas Natanel, pemain muda berbakat yang sering meraih gelar pemain terbaik pertandingan di beberapa pertandingan Liga hoki es di Indonesia.
Lalu ada Muhammad Abyan Putra Arlan yang bahkan masih duduk di kelas 11 SMA Lab School Cirende dan masih banyak lainnya.
Pada akhirnya, tim Hoki Es Indonesia membuktikan jika kini mereka tak bisa lagi diremehkan.
Meski di dua edisi SEA Games sebelumnya, Indonesia selalu berada di peringkat akhir, pada gelaran tahun ini timnas tak hanya meraih emas, tapi juga menyapu bersih enam laga, termasuk kalahkan Thailand dua kali di penyisihan dan final.