Ponpes KHAS Ciwedus Gelar Haul Akbar KH Ahmad Shobari, Dihadiri Tokoh Nasional dan Ulama Besar

Ponpes KHAS Ciwedus Gelar Haul Akbar KH Ahmad Shobari, Dihadiri Tokoh Nasional dan Ulama Besar

Haul akbar ke-10 dari 109 tahun wafatnya KH Ahmad Shobari yang digelar oleh Keluarga besar Ponpes Kiai Haji Ahmad Shobari (KHAS) Desa Ciwedus Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan.--Radar Kuningan

Menurutnya, seringkali terbukanya ilmu seorang murid karena doa dan karomah seorang guru. Sesuai kitab ta'lim mutaalim, yang sulit bukan mencari ilmu atau mencari kitab. Tapi yang sulit adalah mencari guru.

Sementara Kepala Subdirektorat Pendidikan Mahad Aly Direktorat Pesantren Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama DR Mahrus MAg, mendoakan Ponpes KHAS Ciwedus yang sudah didirikan sejak abad 18 ini bermanfaat untuk Masyarakat.

Pejabat kelahiran Cirebon itu menilai pesantren yang berdiri di abad 18 pasti memiliki kaitan dengan pesantren-pesantren besar dan kiai terkemuka di pulau Jawa.

“Menghadiri haul adalah tradisi lama yang perlu dilestarikan. Direktorat pesantren akan mendorong tradisi lama yang masih baik, dan mengambil tradisi baru yang juga baik,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kuningan, H Toni Kusmanto AP MSi. Pemkab menurutnya memberikan penghargaan kepada pengelola Ponpes KHAS atas haul ke-10 Mama Sobari.

Haul menurutnya bukan sekadar perayaan, tapi peringatan dan harapan agar ilmu para guru tetap diamalkan dalam kehidupan Masyarakat.

 “Semoga ilmu para guru bisa bermanfaat buat kita. Para ulama dan guru telah berjuang melebihi apa yang kita lakukan saat ini, dan itu harus kita lanjutkan,” terangnya.

Toni menyampaikan pesan Bupati Kuningan agar yang lebih dikedepankan adalah uswatun hasanah yang dicontohkan para guru agar tetap dilaksanakan dan kemudian diwariskan kepada anak cucu.

“Mama Shobari adalah manusia pilihan dan beliau adalah guru dari para guru di Jawa Barat. Warga Kuningan harus bangga dan harus bisa melanjutkan perjuangan Mama Shobari. Pertemuan ini juga harus bermakna, diantaranya ukhuwah watoniyah, ukhuwah basariyah dan ukhuway Islamiyah,” pungkas Toni.

Seperti dibacakan dalam riwayat, di akhir tahun 1800-an KH Ahmad Shobari dikisahkan menjadi santri KH Kholil Bangkalan, dan ditugaskan mengurus kambing (wedhus, dalam bahasa Jawa) selama puluhan tahun.

KH Ahmad Shobari disebut memiliki karomah saat hendak pulang ke Kuningan karena selama puluhan tahun tidak mengaji dan hanya memelihara kambing. Namun saat pulang KH Ahmad Shobari dibekali kitab fikih oleh KH Kholil Bangkalan.

Karena selama menjadi santri di Madura hanya menggembalakan kambing, maka wilayah dimana dirinya memimpin pesantren disebut daerah Ciwedus, yang saat ini berada di wilayah Desa Timbang Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: