Persoalan di PDAU Kuningan Selalu Bersifat Klasik, Anggota DPRD: Tidak Ada Modal

Persoalan di PDAU Kuningan Selalu Bersifat Klasik, Anggota DPRD: Tidak Ada Modal

Anggota Komisi II DPRD Kuningan Rana Suparman, menanggapi keputusan mundurkan Heni Susilawati sebagai Direktur PDAU Kuningan.-Agus Phanter-Radar Kuningan

Ia menilai, tanpa langkah terobosan, perusahaan milik Pemerintah Daerah Kuningan ini, akan terus berada dalam lingkaran persoalan yang sama.

"Masalahnya itu-itu saja yakni tidak ada modal, tidak punya jenis kegiatan yang pasti. Sementara karyawan tetap harus dibiayai. Kalau usahanya tidak berkembang, bagaimana mau bertahan,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur PDAU Kuningan, Hj Heni Susilawati SSos MM resmi menyerahkan jabatannya per 31 Oktober 2025.

BACA JUGA:Peziarah Korban Kecelakaan di Wado Masih Jalani Perawatan, Biaya Ditanggung Pemkab Majalengka

Mundurnya Heni Susilawati sebagai Direktur PDAU Kuningan, dibarengi dengan penyerahan sejumlah aset perusahaan yang sempat digunakannya.

Laptop hingga rak sepatu yang menjadi fasilitas direktur, dikembalikan Heni kepada perusahaan.

Kepastian Heni mundur sebagai Direktur PDAU Kuningan, diperkuat lewat pernyataannya di akun WhatsApp (WA) pribadinya, pada Senin 3 November 2025 kemarin.

Dalam unggahan tersebut, Heni menegaskan dua hal penting menjelang akhir masa kepemimpinannya.

Dua hal tersebut adalah, dirinya tidak memiliki komitmen politik apa pun terkait jabatan, serta tidak meninggalkan utang atau tanggungan keuangan atas nama perusahaan.

"Sejak 29 Juli 2022 sampai 31 Oktober 2025, saya pastikan tidak ada janji atau komitmen dengan pihak mana pun yang berkaitan dengan jabatan saya,” ujar Heni dikutip dari Harian Radar Cirebon.

Ia menambahkan, penegasan tersebut disampaikan agar tidak ada pihak yang mengaitkan dirinya dengan kepentingan politik tertentu setelah masa jabatannya berakhir. 

Selain itu, Heni juga memastikan tidak ada tanggungan keuangan yang ditinggalkan selama kepemimpinannya.

"Dari sisi keuangan, saya pastikan tidak ada utang-utang yang mengatasnamakan perusahaan. Semua pencatatan uang keluar dan masuk tercatat rapi. Jangan sampai ketika saya sudah di rumah, masih ada tagihan yang datang,” tegasnya.

Dalam momen perpisahan itu, Heni juga menyerahkan aset-aset perusahaan yang sempat digunakan selama menjabat. 

"Saya serahkan aset yang saya gunakan, di antaranya satu unit laptop, ruang kerja lengkap dengan mebeler dan perlengkapannya, termasuk printer dan rak sepatu," rincinya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: